Malu G-Land

Malu G-Land
0 Komentar

Di masa kecil kelapa sama pentingnya dengan tebu. Rucuh air kelapa dicampur gula adalah minuman terlezat di desa. Enting-enting risan kelapa yang dicampur gula merah beku– adalah kue tergurih.

Kalau lagi tidak musim tebu saya memanjat pohon kelapa. Di samping rumah. Untuk memetik yang masih muda tidak pernah ada yang sempat tua.

Air dan daging kelapa muda.

Itulah makan siang saya hari itu. Pernah, belum lagi dapat meraih kelapanya pelepah pegangan saya lepas. Saya jatuh untung ke parit yang berlumpur di bawahnya.

Baca Juga:Panel Listrik Rabbani Bunker TerbakarPasar Kalijati Siap Dibangun Kembali, Konsep Model Semi Modern

Pecel pitik Banyuwangi ini pakai bahan baku kelapa. Ayamnya dibakar dulu. Setelah itu dibumbui santan kelapa. Tidak sampai berkah.

Sambalnya parutan kelapa mentah. Diulek dengan cabe mentah dan kemiri mentah. Tanpa bawang putih atau bawang merah. Hanya ditambah garam dan sedikit gula.

Ulekan sambal serba mentah itulah yang ditabur sampai menutup ayamnya.

Tidak hanya pecel pitik. Jalan sempit di Desa Kemiran itu padat makanan desa. Beda rumah beda yang dijual: ayam lodoh, sate jamur sampai sambal sego tempong. Dalam bahasa Osing tempong artinya tampar. Makan sambal ini rasanya seperti ditampar saking pedasnya. Pun usus saya. Sampai terasa tertampar.

“Sudah sembilan tahun saya menjadi Bupati Banyuwangi. Alhamdulillah bisa bertahan. Untuk tidak memberi izin Indomaret dan Alfamart,” ujar Abdullah Azwar Anas.

“Saya juga masih belum tergoda untuk memberi izin berdirinya mall di sini,” tambahnya.

Saya sudah lama tidak bertemu Bupati Kulon Progo, Jogja apakah juga masih bertahan tidak memberi izin serupa.

Malam itu saya juga diundang pagelaran batik tahunan. Kali ini temanya ‘Batik Blarak Sempal’.

Baca Juga:Sanksi Hukum Bahaya Narkoba, Padukan Maulid Nabi dan Sosialisasi P4GNAndi Tenggelam di Parang Gombong

Perancang busana Samuel Wattimena tampil dengan karyanya. Hadir juga perancang busana Didit, anak tunggal Prabowo Subijanto itu.

Panggung pagelaran itu besar dan tidak seperti kelas kabupaten. Yang tampil di sesi awal adalah para peragawati SMK se-Banyuwangi. Yang mengenakan batik karya perancang SMK juga.

Saya terharu menyaksikan model dari SMK di panggung besar seperti itu. Percaya diri telah berhasil ditularkan ke desa-desa.

0 Komentar