Oleh:
Drs. H. Priyono, M.Si (Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Sesuatu itu terjadi secara tiba tiba dan mengagetkan, yang kadang tidak disertai tanda tanda yang jelas. Itulah kematian atau awal sebuah kehidupan di akherat dan akhir kehidupan di dunia. Semua atribut yang melekat pada dirinya lenyap ditelan bumi, mulai dari gelar,pangkat, jabatan, sebutan haji dan berubah menjadi satu kata mayat namanya. Kadar emas adalah karat, sedangkan kadar manusia adalah manfaat.
Dalam sebuah peribahasa dikatakan gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan jika manusia mati meninggalkan kebaikan atau jasa jasanya.
Sebaik baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (HR Ahmad,ath-Tabrani,ad-Daruqutni). Sering kita mendengar kabar kematian melalui corong masjid, media sosial dan media elektronik yang lain setiap saat dan tentu ini menjadi sebuah pelajaran atau hibrah yang berharga bagi yang masih diberi kesempatan hidup untuk memperbaiki kehidupannya untuk bekal hidup sesudah mati. Berbagai sebab kematian beraneka, dipanggil dalam waktu yang berbeda dan usia yang beda pula. Sulit untuk diterka tentang kematian, ini sebuah misteri dan hanya Allah yang mengetahuinya.
Beberapa kejadian yang menimpa saudara bkita atau teman kita misalnya. Kemarin masih segar bugar ikut upacara tapi paginya diinformasikan meninggal, ada lagi kejadian, pagi bersih bersih kebun masih segar bugar dan beberapa menit jelang dhuhur, dipanggil berkali kali tidak merespon dan ternyata setelah didekati kedapatan dalam kondisi tertelungkup tidak bernyawa.
Seorang perawat yang habis membius seorang pasien yang akan dioperasi, kemudia perawat tersebut dikabarkan meninggal dengan meninggalkan seorang isteri dan beberapa anaknya yang masih kecil. Ada lagi yang mati di tempat biasa dia mangkal, seorang laki laki meninggal dipelukan wanita tuna susila, ada pejabat meninggal di tempat biasa dia berpijat. Seorang pemain bulu tangkis menghembuskan nafas terakhir di lapangan bermain bulu tangkis.
Semua yang bernyawa akan mati , seperti yang tersurat dalam Al Qur’an Surah Ali Imron ayat 185 : “ Setiap yang bernyawa akan merasakan mati………Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya” dan Surah Al ‘Ankabut ayat 57 : “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada kami kamu dikembalikan”.
Mati bukan sebuah akhir kehidupan bagi mereka yang beriman, akan tetapi awal kehidupan yang ditunggu kehadirannya karena ada kehidupan abadi sesudah mati. Yang kemudian itu lebih baik dan lebih abadi dari yang sekarang (Al Qur’an).
Semoga kita semua telah mempersiapkan diri dengan bekal yang cukup untuk menginjakkan kaki di surga. Sebaik baiknya bekal untuk perjalanan ke akherat adalah taqwa yang berarti menjadikan pelindung antara diri seorang hamba dengan siksaaan dan kemurkaan Allah yang dikhawatirkan akan menimpamya , yaitu dengan melakukan ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat kepada-Nya (Ucapan Imam Ibnu rajab dalam kitab Jaami’ul ‘Uluumi Wal Hikam hal 196).
Maka kita harus mempersiapkan diri terhadap kejadian yang paling dekat yaitu mati. Mumpung masih diberi hidup maka bersegeralah untuk mengisi kehidupan ini dengan beribadah dan beramal shaleh sebab ketika mati sudah tiba maka buku catatan sudah tutup dan kita sudah tidak diberi kesempatan untuk mengisinya.
Maka Rosul bersabda bahwa orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian kemudian mempersiapkannya dan sebaliknya orang yang dungu adalah orang yang pura pura lupa bahwa dia tidak tahu kapan meninggal lantas ia tidak mempersiapkannya (HR Ibnu Majah no 4249). Kemudian dilanjutkan kata nabi, ketika sudah mati hanya 3 perkara yang bisa menolong kita yaitu” ilmu yang bermanfaat, shadaqah jariyah dan anak yang shaleh” (HR Buchori-Muslim,Abu Daud,Tarmidzi, An Nassa’i).
Demikian juga masa lalu yang sudah tidak bisa terulang, oleh karenya hanya masa kini dan yang akan datang yang harus kita isi dengan amalan yang bagus. Ingat sabda Rosul : “Sambutlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara yaitu masa mudamu sebelum tuamu, masa sehatmu sebelum sakitmu,masa luangmu sebelum sempitmu, masa hidupmu sebelum matimu dan masa kayamu sebelum miskinmu”.
Jawaban nomor 3 pentingnya kita mengendalikan hafa nafsu karena dari disinlah berkembang berjuta masalah bila tidak dikendalikan baik nafsu sex, harta, wanita, kedudukkan dan nafsu yang lain. Jawaban nomor 4 tentang tanggung jawab apabila diberi amanah baik pesan, kedudukan,jabatan maupun amanah yang lain.
Dan dua yang terakhir jangan sekali kali meninggalkan sholat karena sholat adalah tiyang agama dan ibadah yang perintahnya langsung dari Allah kepada Muhammad. Lidah harus dijaga dengan baik, lebih baik diam dari pada salah dan diam itu emas tapi beranilah bicara yang benar.
Jika kita bisa melaksanakan ke enam hal tersebut, pertanda kita telah bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan Allah swt dan janji Allah kepada mereka yang bersyukur akan diberikan nikmat berlipat akan tetapi bila mengingkari nikmat Allah maka siksa itu amat pedih , demikian firman Allah swt dalam QS Ibrahim ayat 7.
Jika dalam Al Qur’ana adan beberapa nama hewan yang diabadikan karena perilaku kehewanan yang bagus maka seyogyanya kita bisa mencontoh perilaku yang bagus pula. Misalnya ketika saya mengamati seekor induk ayam putih yang sedang memiliki 4 anak ayam kecil, yang tiga berwarna hitam bulunya dan satunya sama warna bulu ibunya.
Sang induk begitu setia mengawal anak anaknya mulai dari mengajari cara mencari makan, melindungi dari gangguan dari manusia maupun hewan lain termasuk memproteksi dinginnya suhu malam hari dan hujan dengan mengepakkan sayapnya lebar lebar untuk berteduh dari gangguan cuaca.
Dan saat anak anak ayam masih kecil, induk ayampun menjauhi gangguan birahi karena ayam jantan yang mendekat. Begitulah machluk ciptakan Allah bernama ayam yang memiliki tanggung jawab besar terhadap keberlangsungan hidup keturunannya. Ketika ayam putih tersebut kuberikan seekor ulat maka ulatpun dicabik dengan paruhnya yang tajam dan diberikan pada anaknya secara adil. Tanggung jawab adalah bentuk syukur yang nyata. Keadilan juga salah satu bentuk kesyukuran kita.(*)