Mati dan Mempersiapkannya

Mati dan Mempersiapkannya
0 Komentar

Oleh:
Drs. H. Priyono, M.Si (Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Sesuatu itu terjadi secara tiba tiba dan mengagetkan, yang kadang tidak disertai tanda tanda yang jelas. Itulah kematian atau awal sebuah kehidupan di akherat dan akhir kehidupan di dunia. Semua atribut yang melekat pada dirinya lenyap ditelan bumi, mulai dari gelar,pangkat, jabatan, sebutan haji dan berubah menjadi satu kata mayat namanya. Kadar emas adalah karat, sedangkan kadar manusia adalah manfaat.

Dalam sebuah peribahasa dikatakan gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan jika manusia mati meninggalkan kebaikan atau jasa jasanya.

Baca Juga:Indosat Ooredoo Hutchison Bagikan Dividen Tunai dari Laba Bersih Rp2 TriliunTingkatkan Keandalan Pasokan Listrik, Tim PDKB PLN UP3 Purwakarta Rutin melaksanakan Pemeliharaan Tanpa Padam

Sebaik baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (HR Ahmad,ath-Tabrani,ad-Daruqutni). Sering kita mendengar kabar kematian melalui corong masjid, media sosial dan media elektronik yang lain setiap saat dan tentu ini menjadi sebuah pelajaran atau hibrah yang berharga bagi yang masih diberi kesempatan hidup untuk memperbaiki kehidupannya untuk bekal hidup sesudah mati. Berbagai sebab kematian beraneka, dipanggil dalam waktu yang berbeda dan usia yang beda pula. Sulit untuk diterka tentang kematian, ini sebuah misteri dan hanya Allah yang mengetahuinya.

Beberapa kejadian yang menimpa saudara bkita atau teman kita misalnya. Kemarin masih segar bugar ikut upacara tapi paginya diinformasikan meninggal, ada lagi kejadian, pagi bersih bersih kebun masih segar bugar dan beberapa menit jelang dhuhur, dipanggil berkali kali tidak merespon dan ternyata setelah didekati kedapatan dalam kondisi tertelungkup tidak bernyawa.

Seorang perawat yang habis membius seorang pasien yang akan dioperasi, kemudia perawat tersebut dikabarkan meninggal dengan meninggalkan seorang isteri dan beberapa anaknya yang masih kecil. Ada lagi yang mati di tempat biasa dia mangkal, seorang laki laki meninggal dipelukan wanita tuna susila, ada pejabat meninggal di tempat biasa dia berpijat. Seorang pemain bulu tangkis menghembuskan nafas terakhir di lapangan bermain bulu tangkis.

Semua yang bernyawa akan mati , seperti yang tersurat dalam Al Qur’an Surah Ali Imron ayat 185 : “ Setiap yang bernyawa akan merasakan mati………Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya” dan Surah Al ‘Ankabut ayat 57 : “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada kami kamu dikembalikan”.

0 Komentar