Melalui Seminar Kesehatan IDI Subang Imbau Para Dokter Tangani Serius DBD

CINDY DESITA PUTRI/PASUNDAN EKSPRES. Ikatan Dokter Indonesia mengadakan seminar kesehatan terkait DBD di F
CINDY DESITA PUTRI/PASUNDAN EKSPRES. Ikatan Dokter Indonesia mengadakan seminar kesehatan terkait DBD di Favehotel Pamanukan, Kamis (7/3).
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES-Dalam seminar kesehatan Tataklaksana Terkini Dengue Hemoragic Fever (DBD) dan Resusitasi Cairan Kasus DBD Pada Anak yang digelar di favehotel Pamanukan, Kamis (7/6), IDI Kabupaten Subang mengimbau kepada seluruh dokter untuk waspada dan serius menangani DBD.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang juga Kadinkes Kabupaten Subang, dr. Maxi mengatakan, saat ini penyakit DBD di Kabupaten Subang meningkat. Ia menyebut, kabupaten Subang menjadi salah satu jumlah penderita terbanyak di Jawa Barat.

“Mudah-mudahan saya berharap dengan bertambahnya ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh para narasumber di seminar ini, teman-teman kami dokter-dokter muda yang ada di Puskesmas di klinik maupun di rumah sakit bisa bertambah ilmunya paling tidak bisa menangani dan paling tidak mengurangi angka kasus DBD,” kata Maxi kepada Pasundan Ekspres.

Baca Juga:Dinas Lingkungan Hidup Lakukan Upaya Preventif Pohon TumbangJaga Ketertiban Umum, Pemcam Pagaden Barat Latih 100 Anggota Linmas

Dia menyampaikan, jangan sampai ada lagi pasien yang meninggal karena Demam Berdarah Dengue (DBD), dan seminar ini pun merupakan tujuan utama dalam mencegah DBD.

Menurut data Dinas Kesehatan Subang, pada bulan Januari korban kematian akibat DBD berjumlah 3 orang sedangkan pada bulan Februari 2024 korban meninggal 5 orang.

“Bulan Februari kasusnya menurun jadi 318 tapi kematiannya meningkat menjadi 5 jadi total ada kematian Januari dan Febriari sekitar 8 orang nah ini kan memprihatinkan kita semuanya,” terangnya.

Tentunya, lanjut Maxi, komunikasi yang baik menjadi tolak ukur antar sesama anggota organisasi profesi dalam mengatasi permasalahan kesehatan salah satunya DBD.

“Peran organisasi-organisasi profesi kesehatan itu atau orang kesehatan itu hanya 20%, sisanya itu kan adalah bagaimana keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat,” ujarnya.

Itu lah mengapa pihaknya meminta dukungan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan bersih serta menjaga lingkungann guna mendukung cita-cita polah hidup bersih dan sehat di masyarakat. (cdp)

0 Komentar