Memahami Gempa Kerak Dangkal yang disebabkan oleh Sesar Cimandiri

Memahami Gempa Kerak Dangkal yang disebabkan oleh Sesar Cimandiri
Memahami Gempa Kerak Dangkal yang disebabkan oleh Sesar Cimandiri
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Gempa bumi yang mengguncang Cianjur pada tangal 21 November 2022, mengundang perhatian besar, Memahami Gempa Kerak Dangkal yang disebabkan oleh Sesar Cimandiri.

Kejadian ini bahkan dirasakan hingga ke ibukota, menjadi sorotan dalam sidang kasus pembunuhan Brigadir Yosua dan rapat komisi 5 DPR bersama BMKG dan Basarnas.

Namun, apa sebenarnya sesar Cimandiri?
Adakah sumber gempa lain di Jawa Barat dan Jakarta yang sebaiknya diwaspadai?

Menurut sumber dari geologi.co.id, sesar Cimandiri adalah sesar geser aktif yang membentang sekitar 100 km.

Baca Juga:List Anime yang Akan Tayang Januari 2024Daftar Anime Romance yang Akan Rilis 2024

Patahan ini dimulai dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, hingga melintasi Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang, bergerak ke arah timur laut.

Sesar Cimandiri terbagi menjadi lima segmen, yaitu Cimandiri Pelabuhan Ratu, Citarik Cadas Malang, Cicurug Cirampo, Cirampo Pangleseran, dan Pangleseran Gandasoli.

Namun, beberapa sumber membaginya menjadi empat segmen, termasuk Pelabuhan Ratu dan Cibuntu, Pada Beunghar, Cikundul, dan Baros, serta Sukaraja.

Memahami Gempa Kerak Dangkal yang disebabkan oleh Sesar Cimandiri

Setelah penelusuran, BMKG memastikan bahwa gempa berpusat 10 km arah barat daya dari Kabupaten Cianjur, dengan kedalaman 10 km dan magnitudo 5,6.

Gempa tersebut dikategorikan sebagai gempa kerak dangkal, dengan pusat berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi.

Jenis gempa ini dikenal menimbulkan kerusakan besar karena kedalamannya yang dekat dengan permukaan bumi.

Penyebab gempa diduga berasal dari aktivitas sesar Cimandiri, salah satu dari 295 sesar aktif di Indonesia.

Baca Juga:Download Kalender 2024 PDF Lengkap Hari Libur dan Cuti BersamaKalender 2024 Lengkap dengan Tanggal Merah PDF

Panjang sesar ini sekitar 100 km, melintasi Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.

Namun, gempa ini mengejutkan dengan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa.

BMKG menyoroti masalah struktural, dengan banyaknya bangunan yang tidak tahan gempa.

Wilayah pulau Jawa, termasuk Cianjur, memang rawan gempa karena adanya sesar aktif.

Namun, pembangunan yang kurang memperhatikan kualitas dan keamanan, menjadi faktor utama kerusakan yang terjadi.

Imbauan dari BMKG pun jelas: masyarakat perlu membangun rumah yang tahan gempa dan memahami prosedur evakuasi.

0 Komentar