oleh :
Ninuk Dyah Ekowati, M.Pd. (Guru di SMAK St. Hendrikus, Surabaya)
Kebanggaan menggunakan barang merk luar negeri, dan kurangnya minat masyarakat Indonesia dalam membeli produk anak bangsa, merupakan sebuah fakta di masyarakat dan ini tentu menjadi masalahnya karena lunturnya Nasionalisme dan tergerusnya budaya bangsa. Kondisi ini khususnya dialami oleh para remaja, khususnya peserta didik Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan pengaruh globalisasi peserta didik semakin terinternalisasi. Globalisasi yang terintenalisasi adalah merasuknya pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya kedalam kepribadian peserta didik.
Salah satu bukti dari internalisasi globalisasi adalah adanya beberapa peserta didik mengkonfirmasi tentang rasa gundah gulana terhadap tata tertib sekolah. Menurut peserta didik tata tertib sekolah telah tidak sesuai dengan perkembangan dunia sekarang. Tata tertib sekolah tidak lagi mendukung perkembangan di dalam belajar. Tata tertib perlu diubah dengan adanya perubahan globalisasi. Salah satu hal yang dikomunikasikan adalah berkaitan dengan perkembangan seni. Perkembangan seni menurut peserta didik adalah seni mendekorasi kuku, mewarnai rambut, penggunaan anting, tato.
Sementara itu, alasan peserta didik, menyatakan bahwa dunia seni dapat mendukung usaha dan pariwisata Indonesia. Peserta didik memberikan alasan bahwa Perancis sebagai kiblat dunia model, seni, ilmu filsafat. New York memberikan gambaran tentang perkembangan dunia model dan seni. Hal ini terbukti dengan Perancis dan Amerika sebagai negara yang sering kali didatangi oleh Pelancong. Paris menduduki tempat ke-6 dan Amerika menduduki tempat ke-10 di dunia.
Perkembangan seni juga dapat digunakan sebagai usaha mandiri peserta didik. Usaha mandiri dalam bidang seni. Jika seni diberikan kebebasan untuk berkembang maka kreativitas dalam seni akan terbangun, karya seni akan tercipta. Hal ini, dapat membuka usaha pariwisata dan memeberikan devisa negara. Sebuah Sebuah alasan yang sangat logis dan pendapat yang bebas merdeka. Sebuah wujud dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Wujud guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka adalah guru professional. Guru implementasi Kurikulum merdeka adalah guru yang merdeka. Guru yang tidak memaksakan pendapat tentang tata tertib sekolah yang harus ditaati. Guru yang tidak arogan memaksakan tata tertib sekolah harus dilaksanakan. Namun Guru Kurikulum
Merdeka adalah guru yang berpikir secara merdeka untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik agar terjadi konformitass dalam atmosfer sekolah. Guru yang secara konformatif asosiatif, mampu mengarahkan siswa secara sadar dan bertanggung jawab menjalankan tata tertib sekolah untuk menciptakan atmosfer sekolah yang segar.
Tindakan guru Kurikulum Merdeka yang konformatif asosiatif mampu memberikan penjelasan tentang membedakan antara daya kreativitas seni dan tata tertib. Daya kreativitas seni dapat diimplikasikan dalam kolaborasi proyek, sementara tata tertib adalah aturan yang harus dijalankan bersama untuk menciptakan situasi kondusif, mempertahankan atmosfer sekolah untuk belajar. Hal tersebut dapat dilengkapi dengan contoh berdasarkan https://travel.detik.com/ Indonesia merupakan negara yang aman dibandingkan dengan Perancis dan Amerika.
Indonesia masuk dalam urutan -76, Perancis urutan ke -82, Amerika urutan ke-86. Contoh ini merupakan sebuah wujud bahwa sebuah kebebasan tidak mendukung konformitas komunitas. Padahal konformitas perlu dijaga untuk terus membangun kreativitas.
Pertanggungjawaban seorang guru secara etik dan akademik untuk menjelaskan peserta didik dibutuhkan. Kompetensi guru diasah. Kesabaran guru diuji. Namun, justru melalui peristiwa ini terjadi proses belajar, tidak saja peserta didik yang belajar, namun guru juga dituntut untuk terus belajar. Peserta didik memberikan alasan dengan menggunakan data. Guru dituntut untuk tidak hanya memberikan kata dalam memberikan penjelasan, namun dengan data dan bukti. Peristiwa seperti ini diharapkan guru dapat membangun kharakter peserta didik yang bangga terhadap bangsa dan negara Indonesia. Guru adalah Jembatan Emas masa depan.