Mendidik Anak dengan Bermain

Mendidik Anak dengan Bermain
0 Komentar

Oleh: GHIFFAARI MAHARDHIKA, S.SI

S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA, UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Telah diketahui bersama mendidik anak itu perkara yang penting, karena hal ini memiliki dampak terhadap kesolihan, keteguhan, hidayah dan pengetahuan mereka terhadap hal-hal yang wajib dan penting mereka ketahui. Hal ini dapat mengantarkan kepada baiknya keluarga, masyarakat kemudian kebaikan bangsa seluruhnya.

Karena itu Islam mengutamakan pendidikan anak dengan memberikan perhatian yang ekstra. Ada banyak dalil di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, yang menjelaskan tentang bagaiamana cara berinteraksi dan mendidik anak-anak, berikut ganjaran (reward) yang diperoleh dengan menunaikan hak-hak mereka, dan perinagatn dari tasahul (mengentengkan) didalamnya.

Salah satu interaksi dalam mendidik anak adalah memenuhi kebutuhan bermain anak. Kebutuhan bermain anak itu suatu hal yang niscaya dan urgen, karena tanpa bermain anak tidak akan bisa tumbuh berkembang sebagaimana mestinya. Sudah banyak penelitian yang menunjukan anak yang terlalu dibatasi atau terlalu banyak dilarang bermain, kemudia malah di-drilling dengan belajar, meneybabkan gangguan perilaku, emosi dan sosial.

Baca Juga:Perkara Oknum Polisi yang Aniaya Remaja Belum Masuk Kejaksaan, Baru Memasuki Tahap SPDPWarga Subang Ucapkan Terimakasih kepada Bupati Ruhimat

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Dalam hal bermain pun Islam tidak absen dari kaidah dan prinsip-prinsipnya. Bahkan Islam mengakui kebutuhan bermain bagi anak dan hak-hak mereka. Salah satu dalil yang menjelaskan hal tersbut tercantum di dalam Al-Qur’an Surat Yusuf ayat 12. Maka perhatikan argumentasi Yusuf alayhissalam agar dapat diizinkan oleh ayahnya, Nabiyullah Ya’qub ‘alayhisslam :

Biarkanlah dia (Yusuf) pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.” [Q.S Yusuf : 12]

Akhirnya Nabiyullah Ya’qub ‘alayhisslam memberi izin kepada mereka unttuk membawa kelaur Yusuf, meski beliau berfirasat bahwa mereka akan berbuat muslihat dan keburukan kepada Yusuf ‘alayhisslam. Alasan beliau mengizinkan karena beliau sadar kebutuhan Yusuf kecil untuk bermain dan bersenang-senang, meski ternyata ini semua adalah ‘akal-akalan’ alis tipu muslihat saudara Yusuf untuk mencelakakan anak yang beliau sayangi. Karenanya, bermain bagi anak itu kebutuhan yang harus diberikan.

Nabi Muhammad salallahu’alaihiwassalam kecil pun juga bermain sebagaimana anak-anak lainnya bermain, sebagimana Riwayat Muslim dari Anas binMalik :

0 Komentar