Menggandeng Influencer Milenial dengan Anggaran tidak Rasional

Menggandeng Influencer Milenial dengan Anggaran tidak Rasional
0 Komentar

Keterlibatan influencer dalam berbagai program atau kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tentunya perlu dicermati lebih mendalam. Selain terkait anggaran yang harus digelontorkan juga peran influencer selama ini yang belum bisa menunjukan hasil yang signifikan, bahkan lebih cenderung menghamburkan anggaran belanja negara padahal kerja mereka belum tentu efektif dan tepat sasaran. Akan tetapi pemerintah seolah lebih mengutamakan pencitraan dibandingkan bekerja keras membuat program dan kebijakan yang tepat bagi setiap persoalan. Hal ini mengundang reaksi dari berbagai pihak salah satu diantaranya beasal dari politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dilansir Suara.com – Anggota DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mulyanto geram dengan penggelontoran dana yang begitu besar dari pemerintah dengan menggandeng influencer untuk mempromosikan kebijakan-kebijakan. Mulyanto juga membandingkan anggaran untuk para influencer tersebut dengan anggaran untuk lembaga riset dalam menyiapkan vaksin Covid-19 yang hanya berkisar Rp 5 miliar. Padahal menurutnya, aspek kesehatan harus lebih diprioritaskan ketimbang pencitraan pemerintah yang disampaikan melalui influencer.

Memang, influencer mempunyai peran yang besar untuk mempengaruhi atau meyakinkan banyak orang. Namun jika ditelisik lagi apa yang dilakukan pemerintah dengan menggandeng influencer justru menandakan ketidak percayaan dirinya, lemah dan bergantung pada pihak lain. Penggelontoran dana miliaran rupiah juga menunjukkan minat pemerintah yang begitu besar terhadap mereka. Padahal apa yang dilakukan pemerintah justru akan mengundang ketidakpercayaan rakyat terhadap kinerja penguasa.

Baca Juga:Rahasia Bikin Movie-Like Video dengan Fitur Andalan Galaxy Note20 UltraMemasuki Masa Tenang, Patroli Money Politik Diperketat

Itulah ketika kebijakan bersandar pada hukum buatan manusia, sekuler kapitalistik. Dimana standarnya bukan lagi halal haram akan tetapi manfaat dan kepentingan. Kehidupan diatur sesuai dengan hawa nafsu manusia. Sementara hak-hak rakyat tidak sedikit yang diabaikan. Demi pencitraan mereka rela menghabiskan anggaran yang begitu fantastis untuk membayar influencer, padahal permasalahan yang begitu mendesak seperti pandemi Covid-19 saat ini butuh penanganan serius dan biaya yang besar. Belum lagi masalah pendidikan, kesehatan yang juga membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Berbeda dengan Islam, selain mengurusi urusan privat, Islam juga merupakan sistem yang berasal dari Allah Swt. Sang Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Sebuah sistem yang sesuai fitrah, memuaskan akal, dan menentramkan jiwa. Sistem pemerintahannya  sebagai sistem yang berideologi Islam, melaksanakan amanah untuk mengurusi urusan umat. Tidak membutuhkan pencitraan ekstra ketat untuk menampilkan kebaikan dan keberkahannya. Ia meyakini bahwa citra baik hanyalah muncul sebagai buah ketaatan dan pelaksanaan hukum syariat.

0 Komentar