Minggat Kunci Sukses Nasir

Minggat Kunci Sukses Nasir
0 Komentar

Waktu menyerahkan uang tagihan ke bapaknya Nasir tidak bicara apa-apa. Setelah dihitung uangnya kurang. Nasir tidak berani melapor apa adanya. Tidak berani membuka kata-kata kakaknya. Tidak mengira juga ayahnya seteliti itu.

Ayahnya mencurigai sebagian uang itu dipakai Nasir. Marah besar. Tidak habis-habisnya. Akhirnya Nasir bicara terus terang. Tapi sang ayah terlanjur sudah marah. Nasir dituduh bersekongkol dengan kakaknya.

Nasir pun ditendang. Dengan kaki ayahnya yang kuat. Kena pantatnya.

Nasir menjauhi bapaknya. Masuk kamar. Menangis. Ibu tirinya meredakan. Gagal. Nasir ingin lari. Membawa luka yang dalam. Di dalam hati. Hati remaja.

Minggat.

Baca Juga:Hari Aids Sedunia, WAPA PANTURA Dikunjungi Dewan Pertimbangan PROPERRawan Banjir, Cipta Karya Kaji Drainase Kota

Ia pamit pada ibu tirinya itu. Tanpa menyebut akan ke mana. Juga pamit ke ibu kandungnya. Yang juga sudah menikah lagi dengan pria lain. Ia bawa ijazah STM. Plus mengalaman magang tiga tahun. Di Astra. Saat sekolah di STM jurusan mesin dulu.

Nasir menuju pelabuhan Pare-pare. Hanya membawa dua baju. Dua celana. Dimasukkan tas kresek. Bersama ijazahnya.

Ada tiga kapal yang siap berangkat hari itu. Kapal kayu. Salah satunya ke Berau. Yang berangkat lebih dulu.
Ia bertanya ke anak kapal: apakah di Berau bisa hidup? Dengan bekal ijazah itu?
Yang ditanya melihat ijazahnya.
“Bisa”, jawab yang ditanya.

Tapi Nasir masih ragu. Ikut ke Berau atau ikut kapal lain. Ke jurusan lain.

Sinyal pertama berbunyi. Tanda kapal mau berangkat. Nasir masih terpaku di dermaga.

Sinyal kedua berbunyi. Nasir masih ragu. Masih terpaku juga di dermaga. Ingat pacarnya. Yang di Makassar. Tapi sudah agak lama juga terpisah. Sejak Nasir pulang ke Barru.

Sinyal ketiga pun berbunyi. Kapal mulai merenggang. Dermaga mulai ditinggalkan. Nasir meloncat!

Baca Juga:24 Mojang Jajaka 2018 Mandi LumpurEmpat Desa Terancam Tenggelam, Kondisi Tanggul Kalen Bawah Rawan Jebol

Di kapal itu Nasir menempatkan diri sebagai orang yang nunut. Harus tahu diri. Ia kerjakan apa pun yang bisa ia kerjakan: membantu masak, cuci piring, ambil air, bersih-bersih.

Malam-malam ia masuk kamar mesin. Yang biasanya sunyi dalam gemuruh. Ia akan membantu juru mesin. Biar juru mesin bisa istirahat. Ia senang mesin. Sejak kecil. Itulah sebabnya ia masuk STM. Jurusan mesin. Dan magang di Astra.

0 Komentar