2020 Akan Ada PHK Besar-besaran, Akibat Terjadinya Resesi Ekonomi

2020 Akan Ada PHK Besar-besaran, Akibat Terjadinya Resesi Ekonomi
ASPIRASI: Sejumlah pekerja melakukan aksi demo akibat pemutusan kerja oleh perusahaan. FIN
0 Komentar

JAKARTA – Resesi atau kemerosotan ekonomi diproyeksikan berbagai kalangan bakal datang tahun 2020. Banyak dampak yang ditimbulkan akibat resesi, bukan hanya kemuduran perekonomian namun juga akan bertambahnya jumlah pengangguran banyaknya perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, resesi ekonomi akan membuat kacau kinerja perusahaan, hingga akhirnya melakukan efisien strukturisasi pekerjanya.

“Resesi ekonomi akan membuat sejumlah perusahaan tutup, ujung-ujungnya akan terjadi PHK di mana-mana, terjadi penurunan penjualan dan income,” ujar Piter kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Kamis (26/9).

Dampak lainnya, lanjut Piter, investasi milik masyarakat di pasar keuangan akan turun drastis. Piter menjelaskan, resesi terjadi karena dinamika global, salah satunya perang dagang antar Amerika Serikat (AS) dan Cina yang masih terus berlanjut hingga sekarang ini.

Baca Juga:Kemendikbud Antisipasi Perdaganan ManusiaSMPN 2 Subang Optimis Gelar UNBK Secara Mandiri

“Dinamika ekonomi itu menurunkan pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga banyak perekonomia di berbagai negara yang terdampak,” tutur dia.
Nah, untuk mengamakan aset keuangan yang bernilai risiko rendah adalah dengan membeli emas batangan. Sebab investasi emas batangan masih memiliki nilai jual yang tinggi.

“Untuk masyarakat biasa tidak perlu belanja yang berlebihan, seperlunya saja. Karena harus berjaga-jaga akan kemungkinan resesi income yang menurun akibat resesi ekonomi,” papar dia.

Sementara, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, bagi orang kaya rasa bisa memnafaatkan deposito dan surat utang negara (SUN) dengan tenor jangka pendek.

Instrumen-istrumen itu, menurut Bhima mudah untuk dicairkan kapan saja. Sehingga ketika membutuhkan modal bisa mencairkan investasi tersebut kapan saja.
“Invetasi yang kita miliki dengan tingkat risiko kecil bisa menolong ketika kita ingin membutuhkan dana dalam waktu singkat,” ucap dia kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin.

Emas batangan, juga menurut Bhima menjadi salah satu instrumen yang bisa dijadikan sebagai saving keuangan yang memiliki risiko minim. “Dilihat dari beberapa tahun, investasi emas yang paling aman dan harga jualnya tetap bagus,” ujar dia.
Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dalam mengantisipasi resesi ekonomi 2020 dengan memperkuat fondasi ekonomi, salah satunya lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Sebab peranan APBN sangat penting sebagai instrumen counter cyclical.

0 Komentar