Ridwan Kamil: Never Life Story bukan Never Forget

Ridwan Kamil: Never Life Story bukan Never Forget
IST GANTI NAMA: Gubernur Jabar Ridwan Kamil meresmikan pergantian nama Jalan Layang (flyover) Pasupati menjadi Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja, Selasa (1/3).
0 Komentar

BANDUNG-Jalan Layang (flyover) Pasupati resmi berganti nama menjadi Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja. Peresmian perubahan nama jalan ini, dilakukan di halaman Kantor Inspektorat Jabar.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, peresmian perubahan nama jalan menjadi merupakan langkah konkret Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung dalam mengusulkan Prof Mochtar Kusumaatmadja sebagai pahlawan nasional. “Ini menjadi dasar persyaratan untuk mengajukan menjadi pahlawan nasional,” kata Ridwan Kamil, Selasa (1/3).

Ridwan Kamil yang merupakan tokoh nasional memaparkan dasar mengapa kegiatan tersebut dilaksanakan. Menurutnya, hari ini, datang dari sebuah rencana masa lalu. Masa depan datang dari rencana hari ini. Masa depan yang baik datang dari perencanaan yang baik dan perjuangan yang baik. Hari ini menjadi seperti ini, karena perencanaan dan perjuangan di masa lalu.

Baca Juga:Manfaat Air Kelapa Muda Untuk KesehatanBaik Untuk Jantung, Berikut 6 Manfaat Daun Kemangi

“Jangan merasa bahwa kita yang hidup di hari ini seolah-olah takdir Tuhan itu datang langsung kepada kita. Semua melakukan pengorbanan di masing-masing zamannya,” katanya.

Mengutip dari Kalimat Bung Karno, Ridwan Kamil mengatakan, Never Life Story, bukan Never Forget. Kadang-kadang suka salah kalau diterjemahkan. “Jadi, bukan jangan sekali-kali melupakan sejarah, yang betul itu adalah jangan sekali-kali meninggalkan sejarah itu maksud Bung Karno. Hal itu kita terapkan di semua dimensi pembangunan mayoritas adalah memberi penghormatan,” kata Kang Emil yang digadang-gadang sebagai Calon Presiden.

Perubahan nama jalan, Ridwan Kamil menuturkan, di daerah Bandung terlihat nama pahlawan ada di objek-objek monumental. Ada nama jalan, ada nama taman, ada nama gedung, ada nama ruangan dan lain sebagainya. Penamaan ini adalah kesepakatan. Itulah kenapa butuh waktu untuk bersepakat. Ada diskusi dulu, ada ini itu segala rupa, sampai ke hari ini. “Kemarin saya ke Cimahi masih ada Taman Wilhelmina dan itu kesepakatan di sana seperti itu. Kalau tidak masalah, ya sudahlah, padahal itu nama Ratu Belanda,” kata Kang Emil sambil terkekeh.

Lantas, kenapa dan apa jasa Profesor Dr. Mochtar Kusumaatmadja, sehingga dijadikan nama jalan? Kang Emil menjelaskan, yang membuat luas wilayah NKRI menjadi dua setengah kali lipat adalah jasa beliau. “Dulu Republik ini luas yang hanya 2.027.087 Km2, berkat perjuangan kusumaatmadja dan akhir menjadi 5.193.250 Km2. Betapa besar jasanya,” katanya.

0 Komentar