Asep dan Identitas Ki Sunda

Asep dan Identitas Ki Sunda
0 Komentar

Oleh : Asep Gunawan

(Peserta Komperensi Asep Asep (KAA) 17 Juli 2016, Dosen PTKIS Wilayah II Jawa Barat & Banten, Dewan Fakar ICMI Orda Purwakarta)

Dalam pikiran sastrawan besar Inggris abad 15, William Shakespeare, nama itu tidak memiliki arti penting. Bagi Shakespeare, yang paling penting adalah esensi sebuah nama. “What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet,” teriak Shakespeare. Lalu apa istimewanya seseorang dengan nama Asep? Toh nama itu tidak ada bedanya dengan nama lainnya yang terlahir dari rahim budaya Sunda, seperti misalnya Dedi, Maman, Aceng, Usep dan Ujang.

Bagi penulis, keistimewaan yang dimiliki oleh seseorang bernama Asep ada pada keberaniannya menggelar kegiatan “besar” yang dilabeli dengan Komperensi Asep Asep (KAA) yang digelar di Padepokan Mayang Sunda pada hari Ahad tanggal 17 Juli 2016 dan Silaturahmi Halal Bihalal di Pendopo Garut (hari ini Ahad tanggal 23 Juni 2019).

Baca Juga:Petani Tambak Dapat Bantuan Benih IkanKompol Sirat Harsono : Jangan Pernah Lelah Bertugas

KAA yang dihadiri oleh Wagub jawa Barat waktu itu (Deddy Mizwar), pernah diganjar Original Rekor Indonesia (ORI) sebagai kegiatan pertama di Indonesia dan dunia yang dihadiri oleh 730 orang dengan nama yang sama, yaitu Asep. Dan sepertinya, gelaran Silaturahmi Halal Bihalal Paguyuban Asep se-Dunia (PAD)-pun akan mendapatkan ganjaran yang lebih kurang sama. Selain itu, untuk sementara ini, tidak terlihat keistimewaan lainnya.

Makna Filofofi

Jujur saja, sebelumnya penulis tidak terlalu memperhatikan “nilai lebih” di balik nama Asep. Penulis coba buka beberapa kamus, akhirnya ditemukan bahwa nama Asep diambil dari bahasa Sunda, Sansekerta dan Indonesia. Dalam bahasa Sunda, Asep memiliki makna “kasep” atau tampan. Sementara dalam bahasa Sansekerta, Asep berarti “dupa wangi”. Dalam bahasa Indonesia, Asep berarti “spiritual, mistik, atau kepercayaan pada roh”. Ada hubungan atau tidak, ketiga makna itu memiliki kesamaan kesan sebagai sebuah kondisi yang beraura positif.

Kasep atau tampan memberi sugesti dan do’a bahwa seseorang yang diberi nama Asep diharapkan memiliki paras dan sikap yang rupawan dalam hidupnya, semakna dengan aura positif yang dikeluarkan oleh dupa wangi yang memberi kesan selalu ingin mewangikan lingkungan sekitarnya.

0 Komentar