Dibalik Wabah Covid-19, Adakah yang Diuntungkan?

Dibalik Wabah Covid-19, Adakah yang Diuntungkan?
0 Komentar

Oleh:
1.Drs.Priyono,MSi (Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
2.Siti Nur Aisah (Mahasiswa semester II Fakultas Geografi UMS)

Rasanya saat ini semua orang menjadi ahli dalam covid-19 karena semua postingan entah dari siapapun tidak lepas dari pemberitaan covid-19 meskipun kita hanya sebagi ahli transfer atau ahli share. Kita kadang membaca apa saja yang dishare dan bukan pembaca yang cerdas, pada hal berita di medsos kadang benar dan kadang hoax.

Hentikan membaca corona bila tidak ingin depresi berkepanjangan. Terlalu berlebihan pemberitaan covid-19 bisa jadi menjadi sebuah sidrome bagi masyarakat. Pemerintah harus punya strategi khusus untuk menekan angka penyebaran akan tetapi masyarakat harus nyaman tidak malah tidak aman.

Baca Juga:Kasus Positif Covid-19 di Karawang Bertambah, Total 41 OrangKang Jimat Minta Tiap ASN Jadi Contoh Membantu Warga Tidak Mampu

Pemerintah agaknya harus memutar otak guna menekan angka penyebaran Covid-19, pasalnya jumlah kasus positif di Indonesia kian hari terus bertambah jumlahnya. Hal tersebut tentunya berimbas pada tenaga medis yang harus bekerja lebih keras lagi merawat pasien yang jumlahnya terus bertambah.

Kerja keras tenaga medis pun berbuah manis, dapat kita lihat per 9 April sebanyak 222 pasien dinyatakan sudah sembuh dan dapat dipulangkan. Tentu Pemerintah juga tidak boleh berfikir parsial, harus ada kompensasi bagi mereka dengan memberikan subsidi bagi rakyat kecil yang terkena dampak langsung covid-19.

Di sisi yang lain, rakyat juga responsive. Ketika orang tidak boleh keluar rumah berarti tidak memperoleh pendapatan sehingga mereka perlu dipikirkan keberlangsungan hidupnya. Maka sekarang para pedagang sayur harus kreatif, jemput bola mendekati pelanggan ibu ibu yang tidak keluar rumah, pedagang beras harus juga kreatif door to door, termasuk tukang cukur hrs rajin keliling rumah. Masa covid-19 dituntut kreativitas agar tidak kehilangan pendapatan.

Tentu saja banyak krisis yang dialami oleh negara tidak hanya di Indonesia saja, akan tetapi hampir seluruh penjuru dunia. Satu hal yang hampir luput dari pengawasan kita yaitu nilai tukar rupiah yang semakin melambung hinga tembus di angka Rp16.157.30. Bahkan, digadang-gadang krisis yang diakibatkan karena pandemi Covid-19 lebih kompleks dibanding krisis yang terjadi pada tahun 1997-1998 dan 2008-2009.

0 Komentar