Gaya Hidup Frugal Living saat Pandemi

Gaya Hidup Frugal Living saat Pandemi
0 Komentar

Oleh

1.Dra.Suyatinah,M.Pd ( Guru Geografi SMAN 1 Banguntapan, Bantul,Yogyakarta dan  Takmir Masjid Di Pinggiran Kota )

2.Ir.H.Taryono,M.Si (Dosen Fakultas Geografi UMS )

3.Drs.H.Priyono,M.Si ( Dosen  Fakultas Geografi UMS dan Takmir Masjid Di Ujung Kota )

Frugal Living akhir- akhir ini banyak dibicarakan orang, diartikan sebagai gaya hidup sederhana, gaya hidup hemat. Mengapa gaya hidup ini dikaitkan dengan kondisi Pandemi saat ini ? Karena dampak dari pandemi covid- 19 sangat nyata di bidang ekonomi. Banyak orang mengalami kemerosotan penghasilan terutama para pelaku dan pekerja di sektor swasta, seperti transportasi, perdagangan, perhotelan, pariwisata, dan lain- lain. Akibat pembatasan pergerakan manusia, sektor tersebut sangat terdampak . Bagi  yang memilki pendapatan tidak tetap seperti sektor informal misalnya maka strategi bertahan hidup mereka bisa dimulai dari penghematan pengeluaran, meningkatkan promosi, mobilitas pekerjaan, mendekatkan dengan pelanggan , bahkan bisa sampai menguras tabungan dan menjual asset bila sudah kondisi terpaksa. Sebagai contoh sektor pariwisata, sebelum pandemi covid melanda negara kita, juga dunia, sektor ini sangat marak. Gaya hidup menyukai traveling, piknik ternyata sangat banyak diminati orang, hal ini menyebabkan majunya sektor ini sehingga membangkitkan berkembangnya sektor penunjang lainnya seperti sektor transportasi, perhotelan, restoran, sampai sektor informal pendukungnya. Berkembangnya sektor jasa pariwisata sebagai penanda bergesernya kehidupa dari sektor agraris ke sektor lainnya sebagai transisi negara berkembang ke negara maju.

Baca Juga:Hari Anak Diperingati, Hak Generasi DikebiriJangan Konsumsi Sembarangan, 3 Buah Ini Ternyata Berbahaya Jika Salah Makan

Begitu corona merebak, pembatasan pergerakan manusia dibatasi dengan PPKM, bahkan lockdown, sektor pariwisata dan ikutannya bisa dibilang mati. Tempat- tempat pariwisata sepi pengunjung, otomatis sektor terdampak lainnya ikut bangkrut. Kondisi ini berpengaruh banyak terhadap pendapatan sebagian besar masyarakat. Pola hidup frugal perlu digalakkan sebagai bentuk penghematan terhadap menurunnya pendapatan keluarga.

Banyak cara agar bisa menjalani gaya hidup frugal yaitu :

1). Biasakan belanja sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Artinya kita belanja sebatas barang yang kita butuhkan, misalnya, kalau kita hanya membutuhkan sembako, kita cukup mendatangi tempat yang menyediakan barang tersebut, sehingga kita akan fokus belanja barang tersebut. Jika kita biasa ‘cuci mata’ maka cenderung kita akan ‘lapar mata’, akan muncul keinginan membeli barang- barang yang sebetulnya tidak kita butuhkan dan itu berarti pemborosan, tidak sesuai dengan gaya hidup frugal.

0 Komentar