Gelombang Korona dan Terseretnya Dunia Pendidikan

Gelombang Korona dan Terseretnya Dunia Pendidikan
0 Komentar

Oleh :Rudi Setiadi
Dosen Program Studi Perbankan Syari’ah STEI Al-Amar Subang

Gelombang virus korona (Covid-19) kini telah menyeret dunia pendidikan. Hal ini telah diakui oleh organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada Kamis (5/3), bahwa wabah virus corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan.

Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya di seluruh dunia dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.

Baca Juga:Hiswanan Usulkan Tambahan Kuota Gas 3 KgWarga Tak Mampu Bakal Terima Bantuan Kompensasi Dampak Korona

Sehari sebelumnya, 13 negara termasuk China, Italia, dan Jepang telah menutup sekolah-sekolah di seluruh negeri dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus tersebut. Itu mempengaruhi hampir 290 juta siswa.

Sebagian besar siswa berasal dari China. Di seluruh negeri, termasuk wilayah administrasi khusus Hong Kong dan Makau, lebih dari 233 juta siswa tidak sekolah karena virus. Itu diikuti oleh Jepang, yang memiliki hampir 16,5 juta siswa yang dipindahkan.

Ketika virus ini menyebar, negara-negara lain juga telah menerapkan tindakan serupa. sebanyak 13 negara telah meliburkan kegiatan belajar mengajar di seluruh sekolah, berimbas kepada 290,5 juta murid. Sementara 9 negara lainnya hanya menerapkan penutupan yang bersifat lokal.

Ditutupnya sekolah sementara selama krisis wabah Covid- 19 bukanlah hal yang baru. Namun, Kepala UNESCO Audrey Azoulay mengatakan, “Skala dunia dan kecepatan akan terganggunya kegiatan pendidikan saat ini tidak tertandingi dan, jika diperpanjang, dapat mengancam hak-hak atas pendidikan.” Italia pada Rabu (04/03) memerintahkan sekolah-sekolah dan universitas-universitas tutup hingga 15 Maret, sebagai respon angka kematian yang terus bertambah mencapai 107 orang, paling mematikan di luar China. Di Prancis, sebanyak 120 sekolah juga telah diliburkan pekan ini.

Korea Selatan sebagai negara kedua setelah China dengan jumlah kasus terbanyak yakni melampaui 6.000 kasus, juga menunda dimulainya tahun ajaran baru hingga 23 Maret mendatang.

Sementara di Jepang, hampir semua sekolah diliburkan setelah Perdana Menteri Shinzo Abe memutuskan agar kegiatan belajar mengajar ditunda hingga Maret dan libur musim semi. Sekolah-sekolah di Iran juga diliburkan, di mana 92 orang dilaporkan meninggal dunia akibat Covid-19 di negara itu.

Beberapa sekolah dan universitas di Malaysia telah memberhentikan sementara aktivitas pendidikannya.

0 Komentar