“HAJI & KEMANUSIAAN”

“HAJI & KEMANUSIAAN”
0 Komentar

Oleh: Muhammad Bajri

Dosen Sosiologi Agama/Ketua Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Agama Islam Al Muhajirin

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima sebagai penyempurna bangunan keimanan seseorang. Hukum mengerjakan ibadaha haji adalah wajib bagi yang telah mampu. Meskipun tergolong berat untuk dapat memenuhi persyaratan fisik maupun materi, namun itu tidak menjadi penghalang bagi setiap muslim memuaskan dahaga spiritualitasnya. Bertaqqarub kepada sang pencipta dihadapan Baitullah. Daya tarik ka’bah sebagai baitullah memang luar biasa.

Menurut Ali Syariati bahwa ibadah haji bukan sekadar datang dan hadir di hadapan Baitullah dengan berbagai aktivitas jasmaniah. Akan tetapi, sesungguhnya ibadah haji adalah aktivitas menghadap dan perjumpaan dengan Allah Swt, dalam suatu ruang dan wahyu yang sangat spesifik. Sebagaimana pernah dialami oleh Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail, dan Nabi Muhammad saw sebagai perjalanan napak tilas proses peleburan diri dari kekufuran kepada keislaman, dan dari kesyirikan kepada ketauhidan secara nyata, empirik, dan transendental.

Baca Juga:Atasi Kekeringan, Petani Diajak Tanam Padi GogoTim RT 11 Juara Sepakbola Antar RT Desa Bojong Jaya

Berhaji ke tanah suci adalah sarana untuk mengubur hasrat dan ambisi duniawi, ketika usaha perbaikan jiwa dan fisik tidak berhasil. Setiap ritual menyangkut haji, dari awal hingga akhir, mempunyai suatu rahasia di dalamnya untuk melatih manusia agar mampu menjalankan nilai hajinya dalam kehidupan.

Ibadah haji melibatkan proses perpindahan dari dataran kehidupan profan kepada kesucian, yang disimbolisasikan dengan pakaian ihram, yang serba putih tanpa jahitan. Proses penyucian diri tidak hanya mencakup penyucian fisik, ritual purifikasi, tetapi juga penyucian diri dan tanda-tanda lahiriah yang menunjukkan diferensiasi sosial. Semuanya serba putih, seperti pakaian ihram.

Dalam Islam, ibadah haji menjadi upacara keagamaan yang menghubungkan manusia dengan Tuhan, dan menjadi simbol monotheisme atau tauhid, seperti ziarah suci membawa pesan universal, dan berperan penting terhadap artikulasi ajaran suatu agama terhadap berbagai tradisi lokal. Ibadah haji berperan penting dalam menghubungkan Islam sebagai tradisi besar, dengan budaya lokal masyarakat sebagai tradisi kecil.

Ibadah haji melambangkan egalitarianisme, artinya pengamalan nilai-nilai kemanusian universal yang mencakup nilai-nilai kesamaan atau kesederajatan, tenggang rasa, taaruf, tawadhu, dan nilai Islam yang melahirkan patriotisme nasionalisme, dan semangat persatuan dalam Islam sehingga Islam dengan sendiri akan menemukan ukuran, serta standar yang pasti untuk membuktikan kebenaran ajaran yang rasional dan fitrah.

0 Komentar