Kiprah Indonesia di Pbb di Tangan Kita

Kiprah Indonesia di Pbb di Tangan Kita
0 Komentar

Oleh Revi Tira Oktavianto, S.S

  • Penulis adalah Alumni Sastra Inggris Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY)

Setiap tanggal 20 Februari, kita memperingati Hari Pekerja Indonesia (HPI). Salah satu alasan mengapa Hari Pekerja Indonesia ditetapkan adalah untuk lebih meningkatkan kebanggaan para pekerja Indonesia dalam pengabdiannya mendorong pembangunan nasional. Pembangunan Nasional berarti pembangunan masyarakat secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata. Lantas, apa hubungannya dengan PBB?

Seperti yang kita ketahui bersama, misi utama PBB adalah menjaga perdamaian dunia serta membina kerjasama antarnegara untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi, sosial, budaya dan kemanusiaan internasional. PBB memiliki 15 lembaga khusus yang masing-masing memiliki fokus dan fungsi tersendiri, diantaranya UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), IMF (International Monetary Fund), dan FAO (Food and Agriculture Organization). Sebagai badan dunia terbesar yang memiliki banyak organisasi dan program, PBB tentu membutuhkan tenaga sumber daya manusia (SDM) yang tidak sedikit. Orang-orang yang bekerja di PBB berasal dari warga negara yang tergabung dalam organisasi PBB, termasuk Indonesia.

Dari data statistik tahun 2017, jumlah penduduk kita sebanyak 264 juta jiwa. Realitanya dari sekian banyak itu, menurut data Human Resource milik PBB (unsystem.org), hanya 678 orang saja yang tercatat bekerja di badan-badan PBB. Dua organisasi dengan dengan jumlah orang Indonesia terbanyak adalah IOM (International Organization of Migration) sebanyak 229 orang dan UNICEF (United Nation International Children’s Emergency Fund) sebanyak 122 orang. Lagi, di Headquarter (kantor pusat PBB) kita hanya memiliki perwakilan sebanyak 64 orang dari total 34.164 pegawai. Tak kalah miris, di 8 badan organisasi lain, seperti WMO (World Meteorogical Organization) dan ICSC (International Civil Service Commission), Indonesia hanya memiliki 1 perwakilan saja.

Baca Juga:Menyoal Kasus Ibu Depresi PascamelahirkanPanwascam Tertibkan APK Melanggar

Data diatas menunjukkan bahwa Indonesia masih dalam status under-represented alias kurang terwakili di PBB dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara. Jumlah 678 tersebut mendekati jumlah warga negara Malaysia yang memiliki kursi di PBB, yakni sebanyak 636. Apakah itu artinya kita dalam keadaan yang biasa saja? Tentu tidak. Karena Malaysia hanya memiliki penduduk sebanyak 31,62 juta jiwa, atau sekitar 11,97% saja dari total penduduk Indonesia. Sementara itu, jumlah pekerja PBB dari negara-negara di Asia Tenggara lainnya terdata sebagai berikut: Myanmar: 753 dari 53,37 juta penduduk; Thailand: 1.021 dari 69,04 juta penduduk; Filipina: 1.972 dari 104,9 juta penduduk.

0 Komentar