Lahan Subur Pejabat Korup dalam Sistem Kapitalis

Lahan Subur Pejabat Korup dalam Sistem Kapitalis
0 Komentar

Oleh: Elin Marlina, A.Md.

Miris, praktik “jual dedet” atau jual paksa, diduga kuat dilakukan oleh salah satu oknum penilik Korwil Dinas Pendidikan Ciparay, Kabupaten Bandung kembali terulang. Adalah matras dan buku penghubung yang kali ini menjadi objek barang yang dijual dedet. Banyaknya keluhan diungkapkan oleh Para Kepala Sekolah (KS) SD di Korwil Dinas Pendidikan Ciparay. Para KS tersebut merasa keberatan jika praktik jual dedet akhirnya jadi mengutak-atik uang Bantuan Operasional Sekolah (BOS), serta tidak adanya koordinasi dengan Korwil terkait rencana memasukkan barang. Tapi dikarenakan oknum penilik berinisial AB adalah orang yang punya pengaruh, maka para KS tidak berani mengadu. (Dejurnal.com).

Dalam buku Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi yang diterbitkan oleh KPK disebutkan bahwa “jual dedet” adalah suatu istilah yang muncul dari daerah Jawa Barat. Praktiknya, seorang pegawai negeri karena kekuasaannya bisa “memaksa” pegawai negeri lainnya untuk membeli barang, misalnya buku, seragam, atau apa pun. Padahal menurut ketentuan UU, hal ini termasuk kategori korupsi. Korupsi dalam dunia pendidikan bukanlah hal yang baru. Pernah diungkapkan oleh ICW bahwa dalam dunia pendidikan, lembaga paling rentan korupsi adalah dinas pendidikan, disusul sekolah, universitas, pemkab/pemkot dan pemerintah provinsi. Tentu jadi masuk akal, karena sebagian anggaran pendidikan dikelola oleh Dinas Pendidikan Daerah. ICW juga menyebutkan bahwa objek korupsi pendidikan diantaranya berupa dana BOS, sarana dan prasarana sekolah, Dana Alokasi Khusus (DAK), hingga infrastruktur sekolah juga dana buku. (Tribunnews.com)

Sesuai dengan namanya “Dinas Pendidikan”, yang ada dalam bayangan kita berisi orang-orang terdidik, mengetahui mana yang baik mana yang buruk. Kenyataannya masih jauh dari apa yang kita bayangkan. Berbagai lembaga sepertinya tidak bersih dari praktik korupsi. Masih lekat dalam ingatan, Bansos saja bisa dikorupsi, belum lagi dana haji. Berita di televisi seringkali bahkan hampir tiap hari menyuguhkan berita korupsi, mulai dari yang jumlahnya kecil sampai triliunan. Tidak lagi dilakukan oleh satu dua orang malah terkadang bancakan atau korupsi berjamaah. Ada apa dengan negeri ini? Bukankah mayoritas Muslim? Tapi mengapa kasus korupsi kian hari makin bertambah? Dipraktekan bukan hanya oleh orang-orang yang minim pengetahuan agama atau tidak terdidik?

0 Komentar