Melatih Kejujuran

Melatih Kejujuran
0 Komentar

Oleh : Zuly Qodir

Dosen Ilmu Pemerintahan UMY

Puasa itu ibadah yang tidak terlihat oleh orang lain. Apakah seseorang itu puasa ataukah tidak, orang lain tidak mengetahui. Yang mengetahui seseorang puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri. Oleh karena itu jika seseorang yang tidak berpuasa kemudian mengaku berpuasa orang lain tidak mengetahuinya.

Inilah kehebatan ibadah puasa. Hanya pelaku dan Tuhan saja yang tahu. Karenanya, Tuhan menyatakan semua ibadah adalah urusan pelaku dan para malaikat, tetapi puasa adalah ibadah yang hanya Aku saja yang akan memberikan penilaian secara langsung. Hal ini ternyata karena puasa itu penuh dengan rahasia, antara pelaku dan sang khalik.

Jika seseorang yang telah berbuka (mukah) di tengah hari atau sebelum waktu berbuka tiba tetapi berpura-pura tetap berpuasa di depan publik, orang lain pun bisa saja percaya. Jika seseorang sejak awal memang sebenarnya tidak berpuasa tetapi di depan publik tidak makan, tidak minum, orang lain pun bisa mempercayai kalau seseorang sedang berpuasa.

Baca Juga:Dampak Pelabuhan, Pendapatan Nelayan MinusDesa Mulyasari Siapkan Unit Usaha Baru BUMDes

Inilah sebenarnya orang yang berpuasa sedang menjaga amanah Tuhan. Apakah seseorang itu tetap amanah dengan perintah Tuhan ataukah melanggar amanah tersebut. Apakah seseorang taat akan amanah ataukah berbohong akan amanah tersebut.

Amanah merupakan latihan jiwa seseorang pada Tuhan dan diri sendiri. Jika seseorang pandai dan taat memegang amanah maka dia akan menjadi seorang yang terpercaya. Tetapi jika seorang yang diberi dan membawa amanah tidak terpercaya maka dia akan melanggar amanah tersebut.

Sikap amanah sekarang ini telah mulai luntur di tengah masyarakat. Banyak orang yang diberi amanah oleh orang lain (rakyat) tetapi rakyat diingkarinya dengan melanggar janji-janji yang diucapkan sebelumnya. Misalnya, seorang kandidat anggota legislatif yang berjanji pada rakyat (konstituen) saat kampanye akan mengerjakan sesuatu, tetapi setelah menjadi anggota legislatif dengan gampang tidak dikerjakan janji tersebut dengan dalih yang bermacam-macam.

Dengan berbohong pada rakyat maka orang seperti itu disebut sebagai penyebar janji bohong karena apa yang disampaikan saat kampanye hanyalah pemanis bibir belaka yang sejatinya tidak akan ditepati.

0 Komentar