Menancapkan Karakter Pengorbanan “Tri Raksasa Sejarah”

0 Komentar

Oleh : Dr. Yusep Solihudien, M.Ag

Penais Kemenag/Pimpinan Ponpes Al-Manaar Purwakarta

Allah telah menegaskan bahwa kisah-kisah dalam Alquran bukanlah merupakan kisah kering dan tanpa makna. Kisah dalam Alquran merupakan sumber yang wajib memetik pelajaran dari setiap rekaman kisah dalam Alquran (QS.Yusuf : 111). Menjelang hari raya besar idul Adha, umat Islam sedunia harus melaksanakan sejumlah syariah yang berasal dari Ibrahim Ismail dan Siti Hajar. Mengapa sebagian ahli sejarah memberikan gelar trio raksasa sejarah bagi tiga orang tersebut. Allah Swt memberikan gelarah “uswah hasanah “ (QS. Al-Mumtahanah : 4), persis sama Allah memberikan gelaran tersebut kepada diri Nabi Muhamad dengan “uswah hasanah” (QS. Al-Ahzab:21). Pernyataan Allah kepada Nabi Ibrahim ini sangat menarik untuk ditelaah mengapa Allah memberikan gelaran “uswah hasanah” kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Muhamad ? Ternyata salah satu syariat rukun Islam kita yaitu ibadah haji dan syariat Qurban merupakan gabungan dari dua syariat, yaitu syariat Ibrahim, Ismail dan Hajar dan disempurnakan oleh syariat Nabi Muhamad SAW.

Oleh karena itu wajib hukumnya kita mengambil ‘ibrah dari “ Trio raksasa sejarah” tersebut. Ibadah haji dan ritual qurban kali ini merupakan momentum yang sangat penting bagi kita ditengah arus kehidupab bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan sedang dalam pusaran kemaksiatan dan kemungkaran yang cukup parah. perilaku mistis kemusrykan semakin merajalela dalam bentuk ramalan-ramalan, aliran-aliran sesat yang tumbuh subur, penderita HIV AIDS semakin menggunung, bahkan Jawa barat menduduki rangking 3 diantara beberapa provinsi Nasional yang penderita HIV AIDS nya tinggi, pecandu Narkoba yang semakin menggila, perilaku sek bebas remaja di Jabotabek yang telah mencapai 50 persen, aborsi yang mencapai 2,5 juta pertahun, tawuran pelajar dan mahasiswa yang terus menjadi-jadi, angka kriminalitas yang terus semakin menggunung, korupsi Indonesia yang berada di jajaran 5 besar dunia, angka krimininalitas yang terus semakin tinggi, makelar kasus, mapia peradilan dan diskriminasi hukum kian merajalela dalam dunia penegakan hukum kita, serta semakin berkembang falsafah “menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan” keduniaan, dan segudang kebobrokan bangsa lainnya.

0 Komentar