Merdeka Belajar melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

Merdeka Belajar melalui Pembelajaran Berdiferensiasi
0 Komentar

Oleh:

Lesmiyati Hariyani
Guru SMA Negeri Darussholah Singojuruh, Banyuwangi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah menggulirkan kebijakan Merdeka Belajar sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini. Merdeka Belajar menurut Ki Hajar Dewantara adalah memberikan ruang gerak peserta didik untuk melakukan ekspresi diri. Konsep “merdeka” bukan berarti peserta didik diberi kebebasan yang sebesar-besarnya dan kesenangan pada mereka tetapi esensi dasar dari kata merdeka. Untuk itu guru sebagai pendidik harus mampu memfasilitasi asas kebebasan pada peserta didik baik pada pembelajaran di dalam kelas maupun kegiatan di luar kelas. Selain proses pembelajaran, lingkungan sekolah, komunitas praktisi dan mitra sekolah dituntut untuk mendukung terwujudnya kemerdekaan belajar pada peserta didik. Asas pendidikan yang merupakan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara diharapkan mampu mewujudkan mutu pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran di dalam kelas yang memerdekakan peserta didik adalah pembelajaran berdiferensiasi. Apa itu pembelajaran berdiferensiasi? Pembelajaran berdiferensiasi dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas dimana pembelajaran tersebut berpihak kepada peserta didik. Tujuan utama dari pembelajaran berdiferensiasi memfasilitasi minat peserta didik sesuai gaya belajarnya. Pembelajaranya dapat dilakukan secara daring maupun tatap muka. Untuk menjadi guru yang hebat serumit apapun dan sebarat apapun dapat mempraktikkan dan mendesain pembelajaran berdiferensiasi.

Yang menjadi pertanyaan adalah adakah yang berani memulai?
Adapun gaya belajar peserta didik ada tiga macam yaitu (1) gaya belajar auditori, (2) gaya belajar visual, dan (3) gaya belajar kinestetik. Ciri-ciri gaya belajar auditori yakni (1) suka bicara kepada diri sendiri waktu belajar, (2) mudah terganggu oleh keributan waktu belajar, (3) mempunyai kesulitan menulis yang banyak tetapi hebat dalam bercerita, (4) dapat mengingat dengan baik apa yang dipelajari dari diskusi daripada yang dilihat, dan (5) suka menjelakan dengan panjang lebar.

Baca Juga:Promo Grant Hotel Subang Terbaru 2022, Spesial Promo Awal TahunTernyata! Ini Alasan Luna Maya Bekukan Sel Telur, Dengan Harga Fantastis?

Cara belajar tipe auditori antara lain: (1) membaca dengan suara/bercerita, (2) menulis ulang yang dipelajari/ringkasan, diskusi, berdebat dan (3) wawancara serta mendengar melalui kaset, seminar dan lokakarya. Ciri orang visual dalam belajar antara lain: (1) mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar, (2) tidak pandai memilih kata-kata dalam bicara, (3) tidak terganggu dengan keributan, (4) Sulit mengingat instruksi/perintah dalam bahasa lisan, (5) pembaca cepat dan tekun, (6) lebih suka baca daripada dibacakan, (7) rapi, teratur, teliti dan perencana yang baik sedangkan cara belajar tipe visual antara lain: (1) belajar dengan gambar, diagram dan peta, (2) membuat coretan, simbol, dan tanda-tanda penting, (3) gunakan video, gambar-gambar berwarna dan (4) membuat pengelompokan.

0 Komentar