Mewujudkan Negara Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur

Mewujudkan Negara Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur
0 Komentar

Oleh. Reni Tresnawati

(Aktivis Muslimah Karawang)

3 Maret 1924, Khilafah Utsmaniyah atau dikenal dengan Kesultanan Turki Utsmani (Ottoman) runtuh. Setelah keruntuhan khilafah, kemudian diganti kapitalisme. Inilah titik awal penderitaan umat islam. Namun, kini bukan umat Islam saja yang dibuat menderita. Tetapi, hampir semua umat manusia yang memiliki pemikiran jernih. Sejak Kapitalisme berkuasa, sistem Islam yang dulu diterapkan diganti dengan sistem kufur. Misal, penerapan dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekomoni, pemerintahan. Politik luar negeri.

Dalam hal pendidikan. Hari ini untuk melanjutkan pendidikan sangat sulit, harus ada biaya yang tidak sedikit, dan itu dibebankan kepada rakyat. Ditambah ribetnya sistem zonasi, membuat siswa yang berprestasi tidak bisa melanjutkan ke sekolah yang bermutu. Harus di sekitar lingkungan rumahnya. Kurikulum sekarang di adopsi dari Barat. Dan itu sangat bahaya bagi pemikiran siswa, yang akan berimbas pada karakter pelajar itu sendiri. Negara tidak memperhatikan masa depan generasi, yang penting ada keuntungan besar dari kerjasama yang ditawarkan. Bahkan pelajaran khilafah dan jihad mau dihapuskan, karena konon katanya sudah terpapar radikalisme.

Kesehatan juga, saat ini begitu mahal, dan tidak terjangkau oleh rakyat kecil. Walau dalam bidang kesehatan ada yang namanya BPJS kesehatan, tapi itu tidak menjamin kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Untuk penyakit berat, tetap harus bayar sendiri oleh pasien, tidak ditanggung BPJS kesehatan. Bahkan akhir tahun ini, BPJS ada wacana menaikan tarifnya sekitar 100%, dan itu sangat membebani rakyat. Karena wajib membayar BPJS perbulan walaupun tidak dipergunakan.

Baca Juga:Menguak Misteri Jejak Kuda Bersayap di Gunung CupuKejari Purwakarta Musnahkan 50 Kg Ganja

Dalam bidang sosial. Salah satu contoh, pergaulan antara laki-laki dan perempuan, yang tak ada jarak. Apalagi saat ini melihat pergaulan ramaja, sungguh miris. Mereka bercampur baur (ikhtilat), bahkan tak segan-segan ada yang berdua-duaan (khalwat) dengan lawan jenis. Dan itu sesuatu hal yang biasa mereka lakukan. Yang lebih miris lagi, hari ini pergaulan bebas pun semakin marak, seperti seks bebas, tidak hanya ke lawan jenis saja, tapi ke sama jenis pun sudah dianggap biasa. Naudzubillah.

Ekonomi yang diemban adalah ekonomi neolib, yang sangat merugikan rakyat jelata dan menguntungkan penanam modal. Penguasa sekarang memperlakukan rakyatnya dengan semena-mena. Tak perduli rakyatnya terbebani atau tidak oleh kebijakan yang diberlakukan.Segala sesuatu berdasarkan azas manfaat. Dihitung untung ruginya. Bahkan penguasa dan pengusaha kerjasama dalam bisnis. Mereka menjadikan rakyat sebagai alat untuk memperoleh keinginan yang menguntungkan mereka.

0 Komentar