Padi C4: Rekayasa Genetika untuk Meningkatkan Hasil Panen

Padi C4: Rekayasa Genetika untuk Meningkatkan Hasil Panen
0 Komentar

Penulis : Lulu Mamluatul Hikmah, Dewi Siti Andiyani, Muhamad Soleh, dkk.

Beras merupakan salah satu sumber makanan pokok yang dikonsumsi oleh lebih dari setengah populasi dunia, terutama di benua Asia.

Pertumbuhan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat mengakibatkan semakin meningkat pula permintaan pasokan beras. Diperkirakan pada tahun 2050 permintaan pasar terhadap beras akan meningkat 50%- 70%. Akan tetapi, diketahui dari beberapa penelitian bahwa hasil panen beras ini tetap ralatif datar selama satu dekade terakhir.

Dengan permintaan pasokan beras yang tinggi maka akan membutuhkan lahan pertanian yang luas. Namun tingginya pertumbuhan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, industri, sarana penunjang kehidupan, maupun pertanian, sehingga perluasan lahan pertanian akan berkompetisi dengan penggunaan lahan untuk kebutuhan lain.

Baca Juga:Manfaat Jintan Hitam Campur Madu Bantu Atasi Mandul, Begini Cara BuatnyaBerikut Data Kasus Narkotika di Polres Subang Tahun 2021, 30 Persen Pengguna dari Kalangan Mahasiswa

Selain persoalan lahan, variabilitas dan perubahan iklim sebagai akibat pemanasan global (global warming) juga berdampak terhadap pertanian yang akan sangat berpengaruh pada tingkat kemampuan sumber daya dan sistem produksi pertanian. Pada periode tahun 1880-2012 suhu permukaan bumi menunjukkan peningkatan secara linear sebesar 0.85 ℃ dan akan terus mengalami peningkatan sebesar 2.5-5.8 ℃ pada akhir abad 21. Indonesia sebagai negara tropis akan terkena dampak peningkatan suhu global, terutama terhadap hasil panen padi.

Padi cenderung tidak dapat toleran terhadap suhu tinggi terutama pada fase generatif. Suhu tinggi dapat mengganggu pembungaaan yaitu sterilnya polen sehingga terjadi penurunan hasil padi. Penanaman varietas unggul yang dapat beradaptasi terhadap suhu tinggi merupakan solusi dalam mengatasi pemanasan global (global warming).

Berbagai strategi pertanian untuk menghasilkan panen yang melimpah sudah dilakukan, mulai dari mengolah lahan pertanian dengan baik, penanaman bibit unggul, serta penggunaan pupuk yang berkualitas. Namun, hal tersebut dirasa masih kurang cukup untuk mengimbangi permintaan pasar akan beras yang sangat tinggi, sehingga muncul ide utuk merekayasa padi yang notabenenya merupakan tanaman C3 menjadi padi dengan model fotosintesis tanaman C4.

Fotosintesis tumbuhan C4 dinilai lebih efisien dibandingkan dengan fotosisntesis tumbuhan C3 karena fikasi CO2 pada tanaman C4 bekerja pada konsentrasi CO2 jauh lebih rendah daripada tanaman C3. Dengan demikian, pada suhu yang tinggi tanaman C4 ini menutup stomatanya untuk mengurangi penguapan, namun tetap dapat memperoleh CO2 untuk keperluan fotosintesisnya. Alasan inilah yang menyebabkan tanaman C4 mampu beradaptasi pada lingkungan dengan suhu tinggi serta kelembapan yang rendah pada siang hari sebagai dampak pemanasan global.

0 Komentar