Pembelajaran Daring Asyik Ga Bikin Salting

Pembelajaran Daring Asyik Ga Bikin Salting
0 Komentar

(Kasus mengajar di SMAN Pinggiran)
oleh
1.Anik Riyati  , S.Pd., MM (Guru Geografi SMAN 1 Banjar Margo)
2.Drs.H.Priyono,MSi (Fasilitator Webinar Trik Menulis di Koran MGMP Geo Jatim 2021, Dosen Fak.Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta )

Nampaknya di zaman yang modern ini setiap komunikasi dapat dijangkau dengan sistem online, tak terkecuali dunia pendidikan. Hampir dua tahun lamanya pendidikan di Indonesia beralih menjadi sistem online. Di awal penerapannya banyak yang mengalami ‘Culture Shock’ atau kondisi tidak nyaman pada kondisi yang serba baru. Hal ini disebabkan siswa/mahasiswa yang semua melakukan pembelajaran di ruang belajar/ruang nyata, secara mendadak harus melakukan pembelajaran jarak jauh menggunakan sistem online/Daring. Kita tidak bisa bertatap muka dengan guru/dosen dan harus puas dengan tatap muka di dunia maya dengan segala keterbatasannya.

Apakah pembelajaran daring mempengaruhi kepercayaan diri siswa ?

Setiap orang memiliki kemampuan atau kompetensi di dalam dirinya, namun tidak semua bisa menggunakan kemampuan yang dimiliki bahkan ada beberapa orang yang merasa tidak percaya dengan kemampuannya. Hal ini terlihat, dari keengganannya untuk tampil, mengemukakan pendapat atau bahkan takut dan malu jika pendapatnya jadi bahan tertawaan. Ada yang harus dipahami oleh kita semua, bahwa setiap manusia mempunyai tipe kepribadian yang berbeda dan unik. Perbedaan tersebut merupakan ciri khas dari setiap individu yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam cara pengambilan keputusan, prilaku verbal dan non verbal, bahkan saat menangani masalah, interaksi sosial, metode belajar, dan lain sebagainya. Hal itu dapat dianalisa dalam kontekstualnya dengan memahami di setiap perbedaan.

Baca Juga:Tabrakan Maut Motor dan Minibus di Karawang, Tiga Orang TewasTernyata Masih Belia, Ini Identitas Asli Siskaeee Wanita yang Pamer Payudara di Bandara

Fenomena tersebut ditanggapi oleh Eysenk yang kemudian mencetuskan pendapatnya bahwa tipe secara umum kepribadian terbagi menjadi dua bagian yaitu Ekstrovert dan Interovert yang kedua macam tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menanggapi lingkungan dan sosial juga dalam hal psikososialnya pada saat pembelajaran. Memang tidak semua orang ingin tampil dan tidak semua orang ingin jadi sorotan dan pusat perhatian, tetapi setidaknya siswa berani mengungkapkan pendapat dan berani menyampaikan alur pikir atau jawabannya secara lisan dari pembahasan pembelajaran di sekolah sebagai tempat sosialisasi ke dua setelah keluarga.

0 Komentar