Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Ekonomi Lemah di Masa Pandemi (1)

Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Ekonomi Lemah di Masa Pandemi (1)
0 Komentar

Oleh
1.Ir.H.Taryono,M.Si ( Dosen Fakultas Geografi UMS )
1.Dra.Suyatinah,M.Pd ( Guru Geografi SMAN 1 Banguntapan, Bantul,Yogyakarta )
2.Drs.H.Priyono,M.Si ( Dosen , Wakil Dekan I Fakultas Geografi UMS dan Kolumnis Koran Radar Solo dan Jabar.Pasundan.Ekspres)

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) yang diperpanjang hingga tgl 25 juli 2021 dan bahkan bisa ditambah lagi, guna menghalau penyebaran covid-19 tentu bisa menambah tekanan ekonomi masyarakat bagi yang tidak punya penghasilan tetap. Inilah kebijakan yang dilematis antara kepentingan kesehatan dan ekonomi. Di beberapa kajian ilmu lingkungan juga sering kita alami kejadian tersebut , misalnya pendirian pabrik semen untuk mencukupi kebutuhan semen dalam negeri harus berhadapan dengan upaya konservasi sumberdaya air di daerah karst adalah pilihan yang sangat dilematis. Kebijakan ini adalah tradeoff antara kebijakan ekonomi dan lingkungan sedangkan masalah kebijakan PPKM adalah tradeoff antara kesehatan masyrakat dan ekonomi.

Setiap kali mengkaji ayat kauniah yang terhampar di permukaan bumi manusia dan kemudian berusaha untuk mengkorelasikan dengan ayat kauliyah atau ayat Al Quran, manusia menjadi terasa kecil dan Tuhan adalah dzat yang paling Agung. Kejadian di muka bumi silih berganti atas kehendak Allah swt termasuk datangnya machluk covid-19 yang berdampak pada semua lini kehidupan baik ekonomi, sosial, budaya, religi dan sendi sendi kehidupan lainnya. Tidak hanya berdampak tapi betul betul menghancurkan sendi sendi kemanusiaan machluk di permukaan bumi, yang kalau berkepanjangan akan menyebabkan resesi ekonomi dan kesehatan. Covid-19 betul betul telah menimbulkan fenomena baru yang sebelumnya tidak terjadi bahkan ada anomali di dalamnya misalnya dulu orang pergi memakmurkan masjid disebut orang yang shaleh tapi kini malah dianggap manusia yang salah karena melanggar PPKM, dulu orang bersin mengucap Alhamdulillah tapi kini orang bersin dibenci karena membawa musibah, dulu berkerumun kita teguh tapi kini berkumpul kita rapuh. Dulu jika ketemu, kita berjabat tangan tapi kini angkat tangan. Dulu terutama wanita bawa parfum, sekarang bawa hand sanitizer. Dulu senyum dilontarkan , tapi sekarang masker yang dicampakkan, sehingga sering tidak bisa mengenali wajah sesorang karena tertutup masker. Inilah fenomena anomali dalam kehidupan. Fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya. Semua tunduk pada aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk menyetop, setidaknya mengurangi sebaran covid yang semakin merajalela. Kematian sudah semakin dekat dan menghantui kita setiap saat.

0 Komentar