Tren Ide Childfree Pada Keluarga Muslim

Tren Ide Childfree Pada Keluarga Muslim
0 Komentar

Oleh : Yusri Lubby Kamilah

Childfree bisa jadi adalah diksi paling populer seminggu belakangan. Seorang selegram Indonesia yang banyak diikuti sejumlah kalangan secara tegas memutuskan tidak ingin mempunyai anak. Bahkan menyebutkan bahwa akan sangat kecil sekali kemungkinan dia hamil, karena baginya lebih mudah mencegah kehamilan daripada mengurus dan membesarkan anak. (pikiranrakyat.com). Padahal pandemi telah membuktikan bahwa rencana manusia akan selalu kalah dengan rencana Allah Swt. Sungguh, sebuah kepercayaan diri yang tajam tanpa basa-basi.

Yang dimaksud dengan Childfree adalah keputusan yang diambil secara sadar dan memilih untuk tidak memiliki anak diluar alasan medis atau perencanaan keluarga, meskipun organ reproduksi mereka berfungsi dengan baik.

Kenapa mendudukan pemahaman terhadap konsep childfree ini penting, agar kita tidak terjebak dalam istilah yang manis terdengar tapi sebenarnya racun bagi pemikiran.
Munculnya konsep berfikir childfree di Indonesia tidak lain adalah diusung oleh para aktivis feminisme yang kemudian diikuti oleh banyak influencer hingga selegram. Keputusan mereka untuk tidak memiliki anak dengan anggapan anak adalah belenggu yang mengganggu dan mengambil hak kebebasan mereka hingga alasan dari aspek ekonomi dan psikologis.

Baca Juga:Bertemu Erick Tohir, Ketua Creative Hub Subang Ajak Ketemu Pelaku Ekraf di SubangPractical How To Write A Thesis For A Literary Analysis Solutions – Some Thoughts

Dilihat dari alasan-alasan tersebut yang sifatnya sangat matrealistik. Anak dianggap sebagai beban tambahan, anak khawatir hanya menjadi sandwich gen, anak hanya menambah overload bumi dan berbuat kerusakan dan segala macam alasan lainnya. Sungguh miris!

Fenomena seperti ini memang terjadi jika berada dalam sistem kapitalisme. Perspektif agama tidak dijadikan tolak ukur dalam mengadopsi pola pikir.

Manusia memang punya kebebasan memilih, mau itu baik atau buruk. Begitu pula dalam urusan memilih tidak ingin punya anak. Dan setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Secara naluriah kehadiran anak menjadi kebahagian bagi setiap orang. Begitupun dengan punya anak perlu adanya pengasuhan, pendidikan dan tentu saja ada biaya yang harus dikeluarkan.

Apalagi hidup di era Kapitalisme dimana berlaku hidup ini tidak gratis. Pendidikan berbayar, kesehatan harus berbayar, pajak harus bayar, tetapi tidak ada jaminan hidup bagi masyarakatnya. Itulah sebabnya belakangan ini mereka sangat gencar mengkampanyekan jalan hidup childfree ini.

0 Komentar