Oleh: Mochamad Lukmantias Amin
Kolaborasi Guru, Pemerintah, Masyarakat, dan Orang Tua
Dalam konsep pendidikan diperlukan kerja sama antar pemerintah, guru, orangtua dan masyarakat yang dimulai dengan komunikasi. Dalam komunikasi satu sama lain tidak saling menunggu (interaktif), tetapi diperlukan inisiatif dari kedua belah pihak.
Komunikasi interaktif menempatkan semua pihak sama penting. Pemerintah, guru, orangtua dan masyarakat diharapkan mampu memulai dan menyampaikan pesan yang berhubungan dengan kebutuhan belajar anak.
Komunikasi yang interaktif perlu dilanjutkan dengan tindakan partisipatif, yakni mengembangkan hubungan kerja sama guru, orangtua dan masyarakat untuk menjadikan lingkungan pendidikan ramah terhadap pembelajaran anak.
Peran Pemerintah dalam dunia pendidikan umumnya lebih bersifat normatif, mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik bagi pemerintah pusat, pemerintah propinsi atau pemerintah kabupaten/kota.
Namun dalam konteks optimalisasi peran guru, Pemerintah seyogyanya menjadikan guru, masyarakat dan orang tua sebagai mitra untuk berkolaborasi. Peran dan tanggungjawab Pemerintah dalam mendukung optimalisasi ini, antara lain:
- Menyusun, mensosialisasikan, menerapkan pendidikan dan kebijakan pendidikan umum/inklusif seperti sumber daya manusia, dana (termasuk kesejahteraan guru), kurikulum dan perangkat pembelajaran lainnya.
- Memfasilitasi proses pelaksanaan dan peningkatan kualitas pendidikan di semua lingkungan pembelajaran.
- Memperluas akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
- Membuka peluang pada pihak terkait untuk berkontribusi dalam pendidikan.
- Menyiapkan dan memberdayakan sistem dukungan pendidikan dan kerjasama kemitraan dengan dinas/instansi/balai/lembaga terkait seperti; PKK, Puskesmas, atau Pusat Rehabilitasi Berbasis Masyarakat.
- Memanfaatkan teknologi untuk memperbanyak waktu dialog dengan para guru dan komite sekolah guna mencari solusi terhadap hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Selain itu, banyak cara yang efektif untuk menjalin hubungan guru dengan orangtua dan keluarga anak didik serta masyarakat.
Hubungan yang efektif dimaksudkan untuk membantu pengembangan pendidikan anak didik dalam lingkungan ramah terhadap pembelajaran.
Hubungan efektif guru, orangtua dan masyarakat dapat dilakukan melalui:
- Mengadakan pertemuan dengan keluarga, komite sekolah, dan kelompok masyarakat untuk memperkenalkan, berdiskusi secara informal dan menjelaskan makna keragaman dalam kelas, pelajaran yang ramah, serta menunjukkan contoh hasil karya anak didik, tekankan bakat dan prestasi yang dimiliki anak, serta mengupayakan bagaimana agar dapat belajar lebih baik.
- Mengirimkan hasil karya anak didik ke rumahnya agar orangtuanya mengetahui perkembangan potensi anaknya kemudian mintalah pendapat mereka.
- Membiasakan anak membahas apa yang telah dipelajari di rumah dengan memanfaatkan informasi pelajaran yang diperoleh dari sekolah. Dengan kata lain, menunjukkan bagaimana pengetahuan yang diperoleh di kelas bisa digunakan di rumah dan di masyarakat.
- Melakukan kunjungan sumber belajar di masyarakat atau minta anak didik mewawancarai orangtuanya, atau kakek-neneknya tentang kegiatan saat masa kanak-kanak dalam kehidupan bermasyarakat, kemudian menuangkannya dalam cerita atau karangan tentang “Kehidupan Masyarakat di Masa Lalu”.
- Mengikutsertakan anggota keluarga dalam kegiatan kelas dan mengundang ahli-ahli di masyarakat untuk berbagi pengetahuan mereka di kelas.
Demikianlah, guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa dan karakter bangsa melalui pengembangan kepribadian, dan nilai-nilai yang diinginkan, sesuai perkembangan zaman.
Dari dimensi tersebut peranan guru sulit digantikan oleh yang lain, peranan guru di dalam masyarakat tetap dominan, sekalipun teknologi berkembang sangat cepat, apalagi saat ini pendidikan menuju transformasi di era industri 4.0.
Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus proses pembelajaran yang diperankan oleh guru, dan tidak dapat digantikan oleh teknologi, khususnya dalam pembentukan karakter bangsa.
Namun tidak dapat dipungkiri juga, bahwa peranan guru pada zaman dahulu dan zaman sekarang tentunya sudah sangat berbeda karena terjadinya transformasi fungsi, peranan dan juga kebutuhan.
Selamat Hari Guru Nasional, untuk Subang Lebih Maju, Lebih Baik dan Lebih Humanis.