Optimalisasi Peran Guru bagi Generasi Z dan Alpha: Sebuah Harapan untuk Subang (Bagian 1)

Bakal Calon Bupati Subang 2024 Mochamad Lukmantias Amin
Bakal Calon Bupati Subang 2024 Mochamad Lukmantias Amin
0 Komentar

Guru sebagai aktor utama proses pedagogik senantiasa perlu meningkatkan kompetensinya guna melaksanakan proses pembelajaran yang menarik yang dapat melibatkan anak didik aktif selama proses pembelajaran.

Terlebih lagi dalam era revolusi 4.0 saat ini, guru harus selalu update terhadap informasi yang demikian cepat terbagi melalui media online.

Guru harus mampu memahami kebutuhan belajar anak didik dan memanfaatkan alat dan sumber belajar yang tepat sehingga bisa menarik minat belajar anak didiknya.

Baca Juga:Buka Akses ke Global Supply Chain di KTT G20, Bukti Komitmen BRI pada UMKMBRI Peduli Korban Bencana Gempa bumi di Kabupaten Cianjur

Peran Guru

Guru sebagai garda terdepan dunia pendidikan, tidak boleh gaptek (gagap teknologi), tapi harus melek teknologi, karena ini merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari, bahwa penggunaan teknologi merupakan sebuah kebutuhan mutlak.

Pembelajaran di era ini, sudah tidak dibatas oleh ruang dan waktu, di mana pun, kapan pun, dengan siapa pun, baik indoor atau outdoor, dan pembelajaran menjadi fun and easy.

Namun demikian, secanggih apapun teknologi, itu hanya sarana penunjang bagi keberhasilan sebuah pendidikan.

Unsur mutlak yang harus ada dalam diri seorang pendidik atau seorang guru, sudah baku di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 tahun 2005, yang tentunya bukan hal baru bagi seorang pendidik.

Empat Kompetensi Guru Kompetensi Pedagogik; Kompetensi Kepribadian; Kompetensi Sosial; dan Kompetensi Profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Artinya dari ke-empat Kompetensi Guru dalam pembelajaran saat ini, adalah guru harus mampu membimbing dengan hati yang dibutuhkan oleh anak-anak generasi Z dan Alpha, untuk mewujudkan anak didik yang berkarakter.

Mewujudkan dan membina hati yang baik dari seorang guru tidak terlepas dari keyakinan dan kecerdasan spiritualnya.

Baca Juga:BRI Peduli Korban Bencana Gempa Bumi di Kabupaten CianjurTransformasi Berkelanjutan jadi Kunci Laba BRI Tumbuh 106,4% 

Dalam agama Islam untuk menjaga ketenangan hati dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain dengan memperbanyak dzikir, untuk mengingat dan mendekatkan diri dengan Allah Ta’ala, memenuhi sholat wajib dan menambahkan shalat sunnah secara khusyuk, meyakini kehidupan di akhirat, silaturahmi, tersenyum, melihat orang-orang di bawah, senantiasa berdoa dan husnudzon kepada Allah SWT, menjaga keikhlasan dan sabar, serta banyak bersyukur.

Secara umum, kecerdasan spiritual dapat ditingkatkan ketika para guru meningkatkan hubungan dalam konteks ke-Tuhanan, hubungan sesama manusia dan hubungannya dengan alam, lingkungan tempatnya berada, sehingga memiliki empati dan kasih sayang tanpa batas.

Laman:

1 2
0 Komentar