Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Beri Banyak Kejutan Menyenangkan pada Senior

Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Beri Banyak Kejutan Menyenangkan pada Senior
SILATURAHIM:Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana dengan seniornya yang juga mantan Redaktur Jawa Pos Santoso
0 Komentar

“Apaan ini Mas Aqua? Kok repot-repot? Makasih banyak ya,” kata Santoso sambil tersenyum.

Santoso menceritakan bahwa dirinya baru pemulihan dari sakit stroke. Keyakinan dan kegigihan yang membuatnya bisa lebih cepat proses penyembuhannya.

“Pada 11 September 2019, saat itu saya berangkat dari rumah untuk mengajar Jurnalistik di SDN 03 Nambangan Kidul. Saya naik motor. Kira-kira baru berjalan sekitar 2 km, tiba-tiba saja motor saya terasa oleng ke kiri,” jelas Santoso.

Baca Juga:Solusi Islam dalam Pengelolaan TanahPandemi Belum Usai, Momentum Muhasabah dan Introspeksi

Dia melanjutkan, “Saya pikir ban roda depan gembos. Saya langsung berhenti di tambal ban yang tak jauh dari situ. Begitu berhenti, kaki kiri menginjak tanah, saya tidak kuat dan jatuh tertindih motor. Sejak saat itu saya langsung lumpuh separo kaki dan tangan kiri. Kena serangan stroke.”

Padahal selama ini laki-laki yang selalu gembira itu tak merasa gejala apa-apa. Rasanya sehat-sehat saja. Dalam kondisi itulah Santoso sempat depresi, mengingat ada salah seorang wartawan di Malang yang sampai 5 tahun belum pulih dari sakit stroke.

“Istri saya tiap hari bangun pukul 02.00 pagi agar bisa mempersiapkan jualannya. Setelah itu masih harus ngurusi saya, mandi, buang air besar, pakai pampers, dan lainnya,” terang Santoso.

Kondisi Itulah yang menjadi motivasinya agar segera bisa pulih. Dengan berbagai upaya mandiri agar tidak merepotkan istri dan cucu-cucunya.

*Nulis Buku untuk Bayar Kontrakan*
Suatu hari ada seorang guru SMPN 12 Madiun yang datang ke rumahnya. Menanyakan soal ceramah literasi mandiri yang sudah dijadwalkan. Santoso langsung menyanggupi meski guru itu tidak yakin dirinya bisa karena sakit.

“Tapi saya tetap yakinkan guru tersebut bahwa saya mampu dan kuat. Padahal waktu itu saya baru saja bisa duduk. Itu pun masih dibantu,” ujar Santoso sambil mengenang perjuangannya.

Tepat 1 bulan  pasca stroke, yakni 11 Oktober, meski dengan duduk di kursi roda, Santoso pun ceramah sekira 3 jam di depan 700-an siswa SMPN 12 Madiun. Dari sinillah muncul perasaan untuk semakin semangat pulih.

Baca Juga:Memberantas Bibit Korupsi Di KampusStunting Butuh Pendekatan Multidisiplin, Ini Kata Tiga Guru Besar

“Dalam hati saya berucap. Ternyata saya masih bisa. Ternyata saya masih berguna,” ujarnya lirih.

0 Komentar