Pengusaha Menyerah karena PPKM, 200 Ribu Karyawan Kena PHK

Matahari
Pusat perbelanjaan paling terdampak aturan PPKM yang diberlakukan selama dua minggu.
0 Komentar

Budi menggambarkan, waktu sebelum pandemi restoran yang bekerja mencapai 56 orang dibagi dua untuk shift siang dan malam. Semenjak pandemic Covid -19 shift malam sudah ditiadakan. Lalu kita dibatasi keterisian 50% pekerja Kembali dikurangi hingga 12 orang yang bekerja.

“Saat ini hanya 7 orang, empat di belakang dan 3 di depan. Kita terpaksa harus mengurangi terus. Menu juga sudah dikurangi, jadi apapun kita sudah lakukan maksimal, gimana caranya bertahan jangan ada diperpanjang sampai tanggal 25. Kita mohon dibuka sampai jam 9 malam, khususnya di mal dan restoran yang menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Survei Oktober 2020 ada 1.030 restoran yang tutup. Walaupun mereka bisa buka jika ada tambahan modal kerja dari investor baru atau perbankan. Kalau tidak mereka tutup permanen, sementara yang tutup sementara ada di kisaran 400 restoran. Budi menambahkan kalau aturan ini diperpanjang restoran yang tutup permanen bisa mencapai 1.600.

200 Ribu Pekerja akan Kena PHK

Baca Juga:Pemerintah Desa Mulyasari Serahkan Cator Kebersihan Lingkungan RWAda Ketimpangan Anggaran, Komisi VIII Dukung GPAI Masuk dalam Rekrutmen PPPK

Ellen Hidayat, mengatakan tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan mal yang terdaftar di asosiasinya sebanyak 280 ribu pekerja dengan potensi PHK mencapai 50%.

“Saat traffic hanya diizinkan 50% potensi layoff mencapai separuhnya. Dengan ditutupkan jam 7 tentu ada tambahan,” katanya.

Budihardjo Iduansjah, mengatakan bicara PHK dari asosiasinya mencatat ada 550 ribu tenaga kerja yang terlibat dari penyewa ritel dan supermarket. Saat ini sudah ada 50% Tenaga kerja yang sudah dirumahkan.

“Jumlah karyawan karena ada dobel dengan ritel supermarket cukup besar 1 jutaan dikurang-kurangin itu ada 550 ribu yang kita laporkan ke Pemulihan Ekonomi Nasional. Asumsi saat ini 50% dirumahkan atau sekitar 275 ribu tenaga kerja,” katanya.

Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin, mengatakan untuk DKI Jakarta ada 300 ribuan tenaga kerja yang bekerja di bidang restoran sebelum pandemi. Saat ini hanya 120 ribu pekerja yang masih bekerja.

“Tenaga kerja yang hampir hilang karena pandemi hampir 200 ribu. Bicara cash flow restoran di DKI dan di mal juga rata-rata running loss. Dan beberapa bulan tidak bayar penyewa mal, service charge juga ditangguhkan, back to back tidak bayar, yang berat tentu pemilik pusat perbelanjaan,” katanya, pada Konferensi Pers, Senin (18/1/2021)

0 Komentar