Baku Hantam dan Lempar Kursi di Kongres PAN, 10 Kader Terluka

Baku Hantam dan Lempar Kursi di Kongres PAN, 10 Kader Terluka
0 Komentar

BAKU hantam di perhelatan Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2) tidak terelakkan.

10 orang peserta Kongres dikabarkan terluka akibat aksi saling pukul dan lempar kursi. Salah seorang peserta tampak terluka di bagian kepala.

Suasana Kongres PAN makin memanas saat Caketum PAN Mulfachri Harahab kembali ke ruang rapat sekitar pukul 13.30 Wita. Dia didampingi rombongan massa pendukung.

Baca Juga:Sosialisasi Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhineka Tunggal Ika) Bersama Linda Megawati SE MsiTugas Tarik Pajak Diambil Alih

Saat tiba di ruang kongres, dari kejauhan terdengar teriakan. Peserta Kongres PAN melempari kubu Mulfachri dengan kursi.

Beberapa peserta kemudian dievakuasi. Tampak satu di antaranya mengalami pendarahan di kepala.

Tidak berhenti di situ, massa kembali terlihat saling baku hantam. Petugas kepolisian tidak dapat menahan diri dan menerjunkan tim menangani insiden yang seolah seperti tawuran.

Pintu kaca hotel pun pecah. Massa berhamburan. Kapolda Sulawesi Tenggara Beigjen Merdisyam berteriak memberikan instruksi keras.

Penyebab Kericuhan

Penyebab kericuhan disinyalir bermula ada sejumlah peserta yang meminta agar ‘sterilisasi’ peserta sidang. Sidang pleno pertama Kongres dibuka pada pukul 11.00 WITA.

Ada kelompok peserta yang menginginkan sidang tetap dilanjutkan. Sementara ada sekelompok peserta yang meminta agar orang-orang yang bukan peserta keluar dari ruangan.

Sekretaris Steering Committee (SC) Kongres V PAN, Saleh Partaonan Daulay, membenarkan bahwa kericuhan terjadi karena adanya kelompok peserta yang menuntut sterilisasi peserta sidang. Artinya yang tidak berhak hadir harus keluar ruangan.

Baca Juga:Cruise StressDalam Sehari Bojong Diterjang Longsor Lima Kali

“Ada dinamika sedikit. Karena sebagian dari peserta menginginkan yang ada di dalam ruangan adalah mereka yang betul-betul peserta dan yang mempunyai status yang jelas di dalam,” kata dia.

Dia menjelaskan, situasi memanas karena sejumlah peserta menginginkan agar yang hadir di ruang rapat benar-benar memiliki kejelasan status dan hak untuk mengikuti sidang.

“Itu kan ada peserta, peninjau, ada tamu undangan. Nah mereka tidak mau kalau misalnya ada orang-orang di luar itu dimasukkan. Sehingga suasananya mereka inginkan tertib,” ujar dia.

Untuk menanggapi aspirasi tersebut, lanjut Saleh, sidang diskors sementara. Selanjutnya akan kembali dilakukan pengecekan status kepesertaan masing-masing orang yang ada di ruang sidang.

0 Komentar