PASUNDAN EKSPRES- Popularitas Trading Forex di Asia Tenggara, Kenapa Begitu Populer di Negara Berkembang?
Perdagangan valuta asing (forex) di Asia Tenggara telah mengalami peningkatan popularitas yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Pasar ini merupakan pasar keuangan global yang beroperasi selama 24 jam sehari, lima hari seminggu, dan menawarkan peluang perdagangan mata uang kepada berbagai partisipan, termasuk investor institusional, bank, perusahaan multinasional, dan pedagang individu.
Pasar forex di Asia Tenggara memiliki partisipan yang beragam. Bank komersial, baik domestik maupun asing, memainkan peran penting dalam memfasilitasi transfer mata uang untuk perusahaan yang terlibat dalam perdagangan spekulatif dan perdagangan internasional.
Baca juga: Apa Itu Trading Forex: Pengertian dan Cara kerjanya
Bank sentral seperti Bank Jepang dan Otoritas Moneter Singapura juga aktif di pasar forex untuk menjalankan kebijakan moneter dan mengelola cadangan devisa. Selain itu, investor institusional seperti dana pensiun dan hedge fund memperdagangkan mata uang sebagai bagian dari strategi investasi mereka.
Perusahaan multinasional besar juga terlibat dalam perdagangan forex untuk mengendalikan risiko mata uang mereka dan mendorong perdagangan internasional.
Sementara itu, investor individu dan perusahaan pialang ritel terlibat dalam perdagangan sebagai pedagang eceran.
Organisasi pemerintah, seperti dana kekayaan negara dan bisnis milik negara, juga dapat terlibat dalam perdagangan mata uang.
Pasar forex di Asia Tenggara melihat perdagangan yang signifikan dalam beberapa mata uang populer. Yen Jepang (JPY) adalah mata uang utama yang dikenal karena likuiditas dan volatilitasnya.
Dolar Singapura (SGD) juga banyak diperdagangkan karena reputasi Singapura sebagai pusat keuangan terkemuka dan stabilitas mata uangnya. Thai Baht (THB) sangat diminati karena fokus Thailand pada pariwisata.
Baca juga: Rekomendasi Aplikasi Trading Terbaik 2023, Yuk Cobain Sekrang!
Mata uang lain yang diperdagangkan secara aktif termasuk Ringgit Malaysia (MYR), Rupiah Indonesia (IDR), dan Peso Filipina (PHP).
Perdagangan dalam mata uang ini dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan politik di negara masing-masing.
Pasar forex di Asia Tenggara memiliki jam perdagangan yang berbeda-beda. Sesi utama di kawasan ini termasuk Sesi Tokyo, Sesi Sydney, dan Sesi Singapura dan Hong Kong.
Aktivitas perdagangan dan likuiditas dapat bervariasi selama sesi yang berbeda, dan penting bagi para pedagang untuk mempertimbangkan faktor ini dalam merencanakan strategi perdagangan mereka.
Kerangka regulasi pasar forex di Asia Tenggara diawasi oleh badan regulasi di masing-masing negara, seperti Monetary Authority of Singapore (MAS) di Singapura, Securities Commission Malaysia (SC) di Malaysia, Securities and Exchange Commission (SEC) di Thailand dan Filipina, serta Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) di Indonesia.