Program Bedah Kampung Akankah Rampungkan Kemiskinan secara Sistemik?

Program Bedah Kampung Akankah Rampungkan Kemiskinan secara Sistemik?
0 Komentar

Realitas ini telah menunjukkan satu hal,  sistem pemerintahan yang diadopsi suatu negeri dengan demokrasi kapitalismenya memungkinkan pemisahan wilayah dan bagi-bagi kebijakan. Paham tersebut hampir seluruh dunia menerapkannya dalam mengatur dan mengurus bangsa dan negaranya termasuk Indonesia. Paham itu pula yang akhirnya membuat regulasi berputar pada kelompok tertentu tanpa mengindahkan kondisi rakyat menengah ke bawah. Pemerintah mudah mengeluarkan aturan jika kapitalis/pemodal menginginkannya. Berbeda saat rakyat membutuhkan uluran tangan pemerintah, beragam dalih dan kebijakan mengalir tanpa solusi pasti. Oleh karena itu beragam program yang digulirkan pemerintah daerah untuk merubah nasib warganya adalah akibat penerapan aturan dan kebijakan yang salah hingga tidak mungkin mampu menghapus kemiskinan karena kemiskinan tersebut lahir akibat sistem. Begitupun dengan program bedah kampung hanya program yang bersifat parsial. Padahal harusnya program yang dibuat bisa berpengaruh secara menyeluruh.

Sistem Pemerintahan Islam Penuh Solusi

Sebagai gambaran riil pemerintahan shahih penuh perhatian, tengoklah kisah teladan kepala negara sekaliber Khalifah Umar bin Khattab ra. Siapa yang tidak mengenal Umar bin Khattab? Beliau adalah salah satu dari 4 orang khulafaur rasyidin. Sebagai salah seorang sahabat nabi terbaik, tentu saja banyak orang yang mengagumi Umar bin Khattab. Selain ketegasan dan ketangkasannya, kepemimpinan di masa Umar merupakan kepemimpinan terbaik. Kepemimpinannya menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban Islam. Rasulullah saw. memberikan gelar al-Faruq kepadanya yang bermakna sosok yang mampu memilah dan memilih kebenaran di atas kebatilan.

Sebagai seorang khalifah, ia dikenal tegas. Sikapnya keras terhadap orang zalim, tetapi lemah-lembut terhadap orang-orang yang teraniaya dan menderita. Khalifah penakluk Dinasti Sassanid Persia ini hidup sederhana. Baginya, doa rakyatnya sendiri yang merasa terzalimi lebih menakutkan ketimbang rongrongan imperium Romawi-Persia sekalipun. Inilah jiwa pembela keadilan yang selalu tertanam dalam diri Khalifah Umar.

Baca Juga:Mengatasi Pandemik Menggunakan Vaksin DNAMendamba Kesejahteraan di Tanah Papua

Selaku pucuk pimpinan, Umar bin Khaththab menghendaki agar keadilan tegak dan terasa merata di seluruh jajarannya. Saat itu, wilayah kekuasaan kaum muslim meluas ke barat dan timur. Itu mencakup Afrika Utara hingga sebagian Persia.

0 Komentar