Rusto’s Tempeh Man Jadda

Rusto’s Tempeh Man Jadda
0 Komentar

Tempe sudah menjadi usaha utamanya. Dan satu-satunya.
Rustono ingin menjadi seperti orang Jepang pada umumnya: profesional. Menekuni satu bidang. Dengan amat sungguh-sungguh. Sampai ahli. Sampai sempurna. Sampai jadi rajanya.
Kini gelar raja tempe sudah disandangnya. Literatur tempe sudah dikuasainya.

‘Rusto’s Tempeh’ sudah jadi brandnya yang kuat.

Kini Rustono membuat langkah baru: dari Indonesia untuk dunia. Tidak hanya puas menjadi raja tempe Jepang. Ia sedang mengembangkan tempe di Meksiko, Korea, Austria dan sebentar lagi Amerika. Menggunakan sistem waralaba.

Rustono yang memegang rahasianya. Tidak ia berikan ke pemegang waralabanya: ragi. Di negara mana pun tempe dibuat: raginya harus dibeli dari Rusto’s Tempeh.

Baca Juga:Jumlah Lowongan dan Pencari Kerja Tak Sebanding, 5.000 Pencaker Serbu Job Fair GP AnsorHimpaudi Sukatani Kenalkan Berbagai Profesi

Kini literatur dunia tentang tempe selalu mengacu pada Rusto’s Tempeh.

”Banyak yang datang ke sini belajar bikin tempe,” ujar Rustono. Waralabanya yang di negara manca itu semua pernah ke Kyoto. Dua minggu tinggal di rumah

Rustono. Tidur di situ. Di lantai atas rumahnya itu. Sampai merasa mampu mem-buat tempe di negara masing-masing. Dengan merk Rusto’s Tempeh.

”Saya sengaja menulis tempeh agar dibaca tempe. Kalau saya tulis tempe nanti dibaca timpi,” katanya.

Memang di negara mana pun ada ragi. Dalam bahasa Inggris disebut yeast. Yang untuk bikin roti itu. Tapi ragi untuk tempe berbeda. Kalau pakai ragi roti tempenya akan warna coklat.
Di mana bedanya?

”Ya itulah bagian dari yang harus saya rahasiakan,” kata Rustono. ”Istri saya pun belum saya beri tahu,” tambahnya.

Rahasia itu akan ia wariskan ke anaknya. Kelak. Si sulung masih ingin bekerja dulu sebagai pemandu wisata. Di Jepang. Lalu ingin jadi pemandu wisata di Eropa. Untuk turis Jepang. Setelah puas dengan itulah. Baru akan meneruskan usaha bapaknya. Kira-kira 15 tahun lagi. Khas orang Jepang: punya perencanaan jangka -panjang.

Baca Juga:Desa Karyamekar, Cibatu dan Cikadu Diklaim Bebas NarkobaPemkab Segera Data Ulang Kendaraan Dinas, Diduga Banyak Dipindahtangankan kepada Pihak Ketiga

Saya menghormati kerahasiaan Rustono akan raginya. Tidak apa-apa. Mengapa? Ia tidak tahu: saya bisa bikin ragi itu. Dulu. Saat masih kecil di desa. Mudah sekali. Dan cepat sekali. Rasanya, dulu, saya selalu membuat ragi sendiri. Dari tempe yang ada. Kalau belum lupa.

0 Komentar