Secercah Harapan Kaum Muda Dibalik Krisis Ke selatan Hati dengan Masjid

Secercah Harapan Kaum Muda Dibalik Krisis Ke selatan Hati dengan Masjid
0 Komentar

Ketika terjalin suasana akrab akan terjalin ikatan emosi yang kuat, sehingga anak- anak lebih mudah mengikuti proses pembelajaran. Disamping itu ketika anak- anak diajari adzan, iqomah, kemudian dilatih dan didampingi untuk melantunkan adzan ketika datang waktu sholat, mereka berani dan percaya diri. Sehingga saat ini, ketika menjelang waktu sholat fardhu tiba, beberapa muadzin kecil sudah siap melantunkan adzan sebagai panggilan sholat.

Hal yang membuat masjid Sunan Kalijaga berbeda dari masjid di sekitarnya karena muadzinnya dari anak- anak yang dengan fasih melafalkan adzan. Perasaan sejuk, senang, tidak bisa diungkapkan ketika anak- anak yang masih belia hatinya terpaut dengan masjid. Kekhawatiran akan ketiadaan penerus kita, manakala kita nanti tiada, terhapus sejenak.

Alhamdulillah….
Pelajaran agama yang diajarkan para Ustad mampu memberikan secercah harapan akan bangkitnya generasi muda penerus dan penjaga masjid. Selama ini kita tidak melakukan hal seperti itu. Banyak orang tua yang rajin ke masjid, namun anak- anaknya enggan melaksanakan jamaah seperti apa yang rutin dilakukan orang tuanya. Pola pendidikan kita rupanya yang kurang mengena. Pola teladan, pembimbingan, pendampingan tidak kita lakukan sejak anak- anak kita masih kecil, saat anak- anak kita mudah dibina, dibimbing dan diarahkan. Hal ini mungkin yang terjadi pada sebagian kita sebagai orang tua. Orang tua lebih fokus mengarahkan anak- anaknya pada pendidikan formal, namun kurang mengarahkan pada pendidikan spiritual yang sebetulnya itu jauh lebih penting. Contoh kongkrit adalah anak saya sendiri, sampai saat ini anak saya sudah bekerja, belum pernah sekalipun mau jadi muadzin di masjid. Pernah saya suruh adzan dengan iming- iming hadiah 100.000 rupiah, tetap tidak mau. Artinya anak- anak, termasuk anak saya tidak memiliki keberanian dan percaya diri saat diminta untuk jadi muadzin. Hal itu tentu karena kurangnya bimbingan dari para orang tua.

Baca Juga:Hikmah Dibalik Idul AdhaAda Microchip dalam Vaksin Covid-19? Studi di AS Mengungkap Ini

Belajar Baca Al Quran di Masjid dan Suka Kegiatan Melukis Kaligrafi

Selain bimbingan baca tulis Al Quran yang dilaksanakan setiap hari Senin — Rabu bada Ashar dan bada Maghrib secara bergiliran, kegiatan lain yang diajarkan para Ustad adalah seputar tata cara ibadah, juga muamalah, melukis kaligrafi sebagai selingan, juga kegiatan Sholawatan setiap Kamis/ malam Jumat dan pengajian umum anak- anak pada malam Ahad. Hari Jumat/ malam Sabtu kegiatan ngaji diliburkan dan dimanfaatkan sebagai bimbingan belajar pelajaran sekolah oleh para Ustad karena mereka cukup terpelajar. Sarana internet sudah disediakan untuk membantu anak- anak mengakses bahan ajar. Saat pembelajaran jauh jauh yang masih dilakukan saat ini, sarana internet sangat dibutuhkan, namun harus tetap dalam pengawasan para ustad dan takmir masjid, agar penggunaannya tidak disalahgunakan.

0 Komentar