Seorang Remaja Dipenjara di Australia atas Penembakan yang Dilakukan di Sebuah Sekolah

Seorang Remaja Dipenjara di Australia atas Penembakan yang Dilakukan di Sebuah Sekolah
Seorang Remaja Dipenjara di Australia atas Penembakan yang Dilakukan di Sebuah Sekolah (Image From: Pexels/RDNE Stock project)
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Seorang remaja dipenjara di Australia, diduga sebagai tersangka penembakan pertama di Australia.

Dikutip BBC News, Kamis, (29/2/2024), pada bulan Mei tahun lalu, seorang remaja berusia 15 tahun dari Perth melepaskan tiga tembakan menggunakan dua senapan di Atlantis Beach Baptist College.

Staf dan siswa di Atlantis Beach Baptist College berlindung di dalam lemari dan di bawah meja saat peristiwa itu terjadi. Hingga akhirnya, polisi berhasil menangkap remaja tersebut.

Baca Juga:Sony akan PHK 900 Karyawan PlayStation dan Penutupan Studi di LondonMeta Zuckerberg Berkunjung ke Korea Selatan, Rencana akan Membahas AI

Seorang Remaja Dipenjara di Australia 

Hakim yang memutuskan hukuman tiga tahun penjara bagi tersangka mengatakan bahwa “keberuntungan” telah mencegah terjadinya tragedi yang lebih besar.

Tidak ada korban luka dalam insiden penembakan tersebut, yang diyakini sebagai kejadian penembakan pertama di Australia.

Pengacara dan Hakim Pengadilan Anak Perth, Hylton Quail, tidak dapat menemukan catatan kasus serupa di negara Australia.

Sementara, Simon Freitag, pengacara dari remaja yang ditangkap itu, telah memohon kepada Hakim Quail agar mempertimbangkan hukuman non-penjara karena klien tersebut mengalami depresi pada saat kejadian dan memiliki gangguan spektrum autisme yang tidak terdiagnosis.

Dia juga menjelaskan jika remaja laki-laki itu sedang merasa putus asa karena hubungan yang berantakan dan adanya rumor buruk mengenai dirinya. 

Dua dari tembakan yang dilepaskan oleh remaja laki-laki itu mengenai bangunan sekolah yang terletak di daerah pinggiran utara Perth, sehingga menyebabkan sekolah tersebut harus ditutup. Murid-murid di sekolah tersebut memiliki rentang usia antara enam hingga 16 tahun.

Setelah itu, remaja laki-laki itu menelepon polisi dan mengungkapkan bahwa awalnya ia memiliki niat untuk melukai orang dan dirinya sendiri, namun ia berubah pikiran karena tidak ingin jika saudara-saudaranya berhubungan dengan seorang pembunuh. Polisi lantas segera datang dan menangkapnya.

Baca Juga:Resep Bakwan Jagung Renyah, Pas Dihidangkan sebagai Menu Andalan Berbuka PuasaKeluarga Brigadir J Menggugat Ferdy Sambo, Begini Jumlah Tuntutannya

Pada persidangan pembelaan minggu lalu, pengadilan diberitahu bahwa dalam rentang 18 hari sebelum kejadian, remaja tersebut melakukan pencarian di internet mengenai topik-topik seperti penembakan di sekolah, kematian akibat senjata api, dan usia pertanggungjawaban hukum pidana di Australia Barat.

 Dia melakukan pencarian dengan frasa seperti “apakah ada penembakan di sekolah di Australia” dan “apa yang terjadi pada pembunuh massal di Australia”.

0 Komentar