Tantangan Dan Peluang Guru Geografi Indonesia Dalam Pembelajaran Mitigasi Bencana Di Sekolah: Indonesia Sumber Inspirasi Primer

Tantangan Dan Peluang Guru Geografi Indonesia Dalam Pembelajaran Mitigasi Bencana Di Sekolah: Indonesia Sumber Inspirasi Primer
0 Komentar

Indonesia memang indah, namun tersembunyi potensi bencana yang sangat mengerikan. Beberapa wilayah memiliki kerentanan bencana yang jika terjadi bencana akan menimbulkan kerugian yang sangat besar.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa peningkatan kerentanan bencana ini akan lebih diperparah lagi apabila masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana sama sekali tidak menyadari dan tanggap terhadap adanya potensi bencana di wilayahnya.
Sebagai bagian dari upaya yang komprehensif dan berkesinambungan untuk mengurangi potensi dampak kerugian akibat bencana ini, maka pendidikan kebencanaan harus dimasukan dalam kurikulum.

Bahkan kepala Kepala Pusdatin BNPB mengatakan bahwa Kemendikbud harus segera memasukkan pendidikan kebencanaan dalam kurikulum pendidikan SD dan SMP. Beliau menghimbau agar menjadikan mata pelajaran Geografi menjadi pelajaran wajib di SD dan SMP, sehingga mata pelajaran Geografi di SMA akan lebih mudah mewadahi pendidikan kebencanaan. Bukan membuat mata pelajaran khusus pendidikan kebencanaan, yang akan membebankan siswa.

Baca Juga:Perizinan di Subang Mudah Tapi Aplikasi Si Nanas Akan Tolak Berkas Tak KomplitBerikut Wilayah yang akan Terkena Pemadaman Listrik di Subang Besok

Namun, materi kebencanaan yang terdapat dalam mata pelajaran geografi tidak serta merta membuat para guru geografi menjadi pakar atau ahli dalam mengajarkannya. Penelitian yang dilakukan Intan Putri menunjukkan hasil bahwa guru masih terkendala dalam penguasaan materi karena kurangnya literature lain selain buku pegangan guru dan siswa. Guru juga masih terkendala dalam menggunakan metode pembelajaran karena menganggap kelas akan jadi tidak kondusif, begitu juga dengan media guru kurang menguasai cara menggunakan proyektor sebagai alat untuk menampilkan media secara visual (SARI, 2019).

Beberapa kendala lain diantaranya adalah bahwa siswa di beberapa sekolah tidak berada pada wilayah rawan bencana, sehingga siswa sulit membayangkan seperti apa wujud bencana tersebut. Contoh, siswa di pegunungan tentu tidak mengetahui bagaimana kedahsyatan gelombang tsunami.

Ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Agus Sudarsono di SMP Negeri 1 Cangkringan Kabupaten Sleman menunjukan hasil bahwa pada umumnya siswa mempunyai pemahaman yang memadai tentang becana, khususnya becana alam gunung meletus, namun sebagian besar kurang mengetahui bencana alam tsunami dan gempa bumi tektonik (Satriyo Wibowo, 2017).

Belum banyak tersedia di berbagai platform ataupun mesin pencari tentang media pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi kebencanaan. Padahal hasil penelitian yang dilakukan oleh Wasis Suprapto di kelas VII SMPN 2 sanden kecamatan Sanden kabupaten Bantul menunjukan hasil yang baik tentang proses dan hasil pembelajaran mitigasi bencana meningkat dengan mengguna‐kan media CD pembelajaran.

0 Komentar