Teknologi: Merusak Perkembangan Kognitif?

Teknologi: Merusak Perkembangan Kognitif?
0 Komentar

Oleh: Asep Simbolon

S2 Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

Apa yang perlu kita pikirkan tentang perkembangan teknologi dan pengetahuan. Ketika teknologi semakin menjadi bagian integrasi dari kehidupan sehari-hari, banyak pertanyaan yang muncul mengenai dampaknya terhadap perkembangan pengetahuan kita. Ketika kita semakin bergantung pada teknologi, beberapa ahli berpendapat bahwa hal itu dapat berdampak negatif pada kemampuan kognitif kita. Namun,pandangan lain berpendapat bahwa teknologi dapat menjadi alat yang memperluas pengetahuan kita dan menciptakan apa yang disebut “pengetahuan tambahan”. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah apakah ketergantungan kita pada teknologi membuat kita menjadi bodoh. Dalam bukunya yang terkenal The Shallows: What the Internet is Doing to Our Brains, Nicholas Carr berpendapat bahwa ketergantungan pada Internet dapat berdampak negatif pada perkembangan kognitif kita. Ia menjelaskan, kecenderungan mencari informasi di Internet dengan cepat dan mudah dapat mengganggu kemampuan kita untuk fokus dan mengolah informasi secara mendalam.Namun argumen-argumen ini harus dilihat dalam konteks konsep pengetahuan yang diperluas. Konsep ini menyatakan bahwa penggunaan teknologi tertentu dapat menjadi bagian integral dari proses kognitif kita.

Misalnya, pada era sekarang ini munculnya teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang terus menerus memberikan informasi lingkungan dianggap memiliki pengetahuan lebih. Dikembangkan oleh perusahaan teknologi, teknologi ini dapat memberikan informasi tentang tempat usaha terdekat, petunjuk arah, peringatan email,  berita, pembaruan, dan banyak lagi. Para pendukung konsep pengetahuan yang diperluas berpendapat bahwa teknologi, jika digunakan dengan benar, dapat menjadi bagian nyata dari proses kognitif kita. Mereka bahkan mengusulkan konsep kognisi sosial, yang tidak  terbatas pada individu saja, namun orang lain dapat menjadi bagian dari proses kognitif bersama. Meskipun ini merupakan pandangan yang lebih maju, di sini kita akan fokus pada kasus yang lebih sederhana: pengetahuan yang ditingkatkan oleh teknologi.Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua penerapan teknologi dapat dianggap sebagai contoh pengetahuan tingkat lanjut.

Penggunaan teknologi sebagai alat, seperti penggunaan kalkulator untuk menghitung  jumlah, merupakan contoh bagaimana proses kognitif yang terlibat sangat berbeda  dengan proses  tanpa teknologi. Dalam hal ini, terdapat jarak intelektual antara respons pengguna dan komputer. Timbul pertanyaan apakah peningkatan pengetahuan ini dapat dianggap sebagai peningkatan atau penurunan kemampuan kognitif. Misalnya, orang yang selalu memakai lensa pintar mungkin menjadi sangat mahir dengan teknologi ini sehingga menjadi bagian integrasi dari kehidupan kognitif mereka. Pada saat yang sama, orang mungkin tidak menyadari kapan mereka menggunakan sumber daya kognitif biologis mereka sendiri dan kapan mereka menggunakan sumber daya kognitif yang diperluas.  Namun, para pendukung konsep pengetahuan yang diperluas percaya bahwa hal ini dapat dilihat sebagai peningkatan kemampuan kognitif kita.Mereka berpendapat bahwa teknologi telah memberi kita kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kognitif kita secara signifikan.

0 Komentar