Tiga Detik Antara Hidup dan Mati

Tiga Detik Antara Hidup dan Mati
Mobil rusak parah sebelum dievakuasi di jalan tol.
0 Komentar

Saya berusaha membalikkan setir ke posisi lurus, namun tidak berhasil dan pada saat itu saya merasakan mobil terbolak balik. Setidaknya saya merasakan saya berputar 2 kali (entah benar atau tidak).

Dalam keadaan tersebut yang tercetus di mulut saya hanya kata “Masya Allah, Ya Allah”. Namun di pikiran saya waktu seperti berhenti, suasana hening. Dan cerita tentang kisah hidup saya selama hidup seperti ditunjukkan kembali. Pikiran utama saya adalah ke anak dan istri saya. Saya melihat perjalanan saya selama 12 tahun pernikahan saya dengan Dewi Sulistiyabudi senyum dia dan anak-anak.

Dalam pikiran saya bertanya ya Allah bagaimana hidup mereka tanpa saya? Sudahkah saya memberikan bekal agama dan materi yang cukup untuk mereka? Akankah setelah saya mati mereka menjadi ladang pahala saya? Saya membayangkan ingin sekali memeluk mereka sekali lagi. Saya merasakan aura yang hangat seperti mereka benar benar memeluk saya.

Baca Juga:Tim Gabungan Sisir Hutan Kutamaneh, Terindikasi Ada Ladang GanjaCap Go Meh Jaga Kerukunan Umat

Lalu pikiran saya beralih ke Ibu saya, jika saya mati siapa yang akan merawat Ibu saya?Adakah dosa saya kepada Ibu saya? Maukah Ibu saya memaafkan saya? Lalu banyak lagi flashback saya terhadap teman-teman maupun rekan kerja. Sudahkah saya berguna untuk orang orang di sekitar saya?

Dan, terakhir saya berpikir ternyata seperti ini cara saya meninggal. Sambil berkata “Yaa Allah saya serahkan dan pasrahkan takdir saya kepadamu bagaimana cara saya mati”. Sungguh panjang waktu terasa selama masa krusial tersebut. Namun saya perkirakan kejadian tersebut tidak lebih dari 3 detik. 3 detik yang berbatasan antara hidup dan mati.

Lalu saya seperti tersadar seperti ada dorongan dari dalam hati berkata lindungi kepalamu. Refleks tangan kanan saya angkat menutupi mata dan kepala. Dan saya rasakan pecahan-pecahan kaca di tangan kanan saya. Hingga posisi mobil berhenti dalam posisi terbalik ke kanan. Posisi pintu supir di bawah dan saya tersadar dalam posisi miring.

Saya sadar dan melihat ke sekitar. Saya tidak bisa bergerak. Pikiran saya berkecamuk karena kalau di film-film action pada saat mobil terbalik biasanya tidak butuh waktu lama mobil terbakar. Saya mencari jalan keluar. Lewat pintu supir jelas tidak bisa karena terhimpit aspal. Lewat kaca depan saya tidak kuat memukul kaca depan hingga pecah apalagi ada besi pembatas tol di depan saya. Seandainya pecah tetap tidak bisa keluar dari sana.

0 Komentar