Universitas California Membatalkan Pidato Perpisahan Wisudawan Muslim, Alasannya karena Keamanan?

Universitas California Membatalkan Pidato Perpisahan Wisudawan Muslim, Alasannya karena Keamanan?
Universitas California Membatalkan Pidato Perpisahan Wisudawan Muslim, Alasannya karena Keamanan? (Image From: KRDO)
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Universitas California membatalkan pidato perpisahan wisudawan Muslim. Pidato perpisahan seorang mahasiswa Muslim di University of Southern California (USC) telah dibatalkan oleh pihak universitas.

Pembatalan tersebut didasarkan pada alasan keamanan dan kekhawatiran akan konflik di Timur Tengah. Mahasiswa tersebut mengungkapkan bahwa ia merasa dibungkam oleh kebencian anti-Palestina karena pandangannya tentang hak asasi manusia.

Universitas California Membatalkan Pidato Perpisahan Wisudawan Muslim

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, (15/4/2024) Andrew Guzman, Wakil Rektor Universitas Southern California (USC), menyatakan bahwa keputusan untuk tidak mengadakan pidato perpisahan tradisional pada acara wisuda bulan depan tidak berkaitan dengan kebebasan berbicara dan semata-mata dimaksudkan untuk menjaga keamanan kampus.

Baca Juga:KPK Menetapkan Bupati Sidoarjo Korupsi Pemotongan dan Penerimaan UangKesimpulan Sidang terkait Sengketa Pilpres 2024 akan Segera Diserahkan Hari Ini

Dalam pernyataannya, Asna Tabassum yang merupakan seorang wisudawati dari jurusan teknik biomedis, mempertanyakan alasan yang diberikan oleh universitas, apakah keputusan USC untuk mencabut undangan pidatonya berbicara semata-mata didasarkan pada alasan keamanan.

Dalam pernyataannya, Andrew Guzman tidak menyebutkan secara langsung nama Asna Tabassum atau memberikan penjelasan spesifik mengenai pidatonya, latar belakangnya, atau pandangan politiknya yang menimbulkan kekhawatiran. 

Sementara itu, Provost secara lebih umum menyebutkan bahwa diskusi seputar pemilihan wisudawan kami telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan dalam beberapa hari terakhir.

“Intensitas perasaan, yang dipicu oleh media sosial dan konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah, telah berkembang hingga mencakup banyak suara di luar USC dan telah meningkat hingga menimbulkan risiko besar terkait keamanan dan gangguan pada saat wisuda,” tulisnya, dikutip dari Reuters, Rabu, (17/4/2024). 

Pejabat keamanan publik dan pendukung hak asasi sipil telah melaporkan adanya peningkatan kejahatan kebencian terhadap komunitas Muslim, Yahudi, Arab, dan Palestina di Amerika Serikat. Peningkatan ini terjadi seiring dengan meningkatnya ketegangan di kampus-kampus terkait konflik Israel-Gaza yang terjadi pada tanggal 7 Oktober.

Menurut Tabassum, yang mengakui bahwa dirinya adalah generasi pertama Muslim Asia Selatan-Amerika, mengatakan bahwa pejabat USC menolak untuk memberikan rincian penilaian keamanan universitas pada tanggal 14 April yang lalu.

(ipa)

0 Komentar