PASUNDAN EKSPRES – Satelit orbit rendah Starlink, yang digagas oleh Elon Musk, telah resmi masuk ke Indonesia. Salah satu pengguna di Kabupaten Bandung Barat melaporkan kecepatan internet yang fantastis dari satelit ini, mencapai lebih dari 300 Mbps bahkan saat hujan deras.
Pengguna tersebut, yang dikenal dengan akun Twitter @drayanaindra, membagikan pengalamannya dengan Starlink di media sosial. Ia memposting foto perangkat penangkap sinyal Starlink beserta kecepatan internetnya yang luar biasa. Dalam foto tersebut terlihat antena segi empat yang menghadap ke langit, terhubung dengan kabel ke sumber energi.
Drayanaindra mengungkapkan bahwa ia membeli perangkat Starlink seharga Rp8 juta melalui situs web resmi https://www.starlink.com/. Biaya tersebut sudah termasuk biaya layanan bulanan Rp750.000, perangkat Rp7,8 juta, dan pemasangan/instalasi Rp345.000.
“Lokasi: Cigugur Girang, Parongpong, Bandung Barat,” tulis @drayanaindra.
Baca Juga:Bisnis yang Menjanjikan Budidaya Lobster Air Tawar di Rumah, Panduan Lengkap dari Bibit hingga PanenAwal Mula Medsos Menjadi Petaka, ABG Berusia 13 Tahun Menjadi Korban 8 Pemuda di Sukabumi
Drayanaindra juga menjelaskan bahwa pemasangan perangkat Starlink sangat mudah, hanya perlu dicolokkan ke sumber listrik. Ia pun tidak dikenakan biaya tambahan bea cukai.
Menurutnya, Starlink sangat ideal untuk digunakan di daerah pedesaan dan pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan serat optik. Hal ini dikarenakan harga layanan Starlink jauh lebih mahal dibandingkan dengan serat optik di daerah yang sudah terjangkau.
“Rumah saya di lembah, tidak terjangkau FO (fiber optik). Kalau di perumahan, pakai FO saja,” tulisnya.
Namun, Drayanaindra menekankan bahwa dalam hal kualitas layanan, Starlink menunjukkan performa yang luar biasa. Kecepatan internetnya tetap tinggi di atas 300 Mbps bahkan saat hujan dan mendung.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meyakinkan operator telekomunikasi lokal untuk tidak khawatir dengan kehadiran Starlink. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo, Usman Kansong, menjelaskan bahwa masuknya Starlink telah melalui kajian mendalam, termasuk dari sisi ekonomi, dan mempertimbangkan dampaknya terhadap investor asing dan operator lokal.
Usman menjelaskan bahwa satelit orbit rendah ini telah melalui proses penataan dan regulasi, sehingga persaingan yang muncul bukan persaingan yang tidak sehat. Artinya, dengan penataan yang baik, kepentingan dan pelayanan publik akan menjadi prioritas utama.