BRIN: Cuaca Ekstrem di Indonesia Meningkat Akibat Anomali Atmosfer dan Pemanasan Laut

cuaca ekstrem
Ilustrasi ChatGPT
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat intensitas cuaca ekstrem di Indonesia semakin sering terjadi.

Peneliti Ahli Utama Klimatologi dan Perubahan Iklim BRIN, Erma Yulihastin, menjelaskan fenomena ini dipicu oleh anomali interaksi antara laut dan atmosfer sepanjang tahun 2025.

Menurut Erma, pemicu utama datang dari wilayah konvergensi yang masih berada di selatan ekuator, tepatnya di Jawa dan Laut Jawa.

Padahal, pada Agustus biasanya zona konvergensi sudah bergeser ke utara.

Baca Juga:BMKG Ungkap Penyebab Gempa Bekasi Magnitudo 4,7 pada 20 Agustus 2025Tanggul  Jebol, Petani Desa Cigugur Pusakajaya Gotong Royong Perbaiki

Selain itu, pemanasan suhu permukaan laut (warming ocean) di Laut Jawa dan Samudra Hindia bagian tenggara turut meningkatkan pasokan kelembapan yang memicu pembentukan awan dan hujan di wilayah selatan Indonesia. Kondisi ini menjadi salah satu tanda perubahan iklim.

“Selama Agustus hingga Oktober, daerah yang paling sering diguyur hujan intensitas tinggi adalah Jabodetabek, terutama Bogor, Purwakarta, dan Bandung,” ujar Erma, Rabu (20/8/2025).

Upaya mitigasi seperti perbaikan drainase, penguatan daerah aliran sungai (DAS), hingga pembangunan sumur resapan sudah dilakukan.

Namun, Erma menilai langkah tersebut belum sepenuhnya efektif.

Ia menekankan perlunya strategi mitigasi dan adaptasi yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

BMKG: Pemanasan Global Percepat Siklus Hidrologi

Senada dengan BRIN, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyebut perubahan iklim menjadi faktor utama meningkatnya cuaca ekstrem.

Ia menegaskan, pemanasan global mempercepat siklus hidrologi sehingga penguapan semakin tinggi dan hujan turun lebih deras meskipun masih berada dalam musim kemarau.

“Durasi musim hujan kini cenderung berubah, ada yang lebih panjang dan intens, sementara di daerah lain terjadi kekeringan. Suhu maksimum juga meningkat, sedangkan suhu minimum di beberapa wilayah justru menurun. Semua ini membuat cuaca ekstrem semakin sering dan sulit diprediksi,” jelasnya, Selasa (19/8/2025).

Baca Juga:3 Pedoman dari Sekjen Kementerian ATR/BPN untuk Wujudkan Tata Kelola Anggaran yang Transparan dan AkuntabelPemprov Jateng Terima Penghargaan Pemerintah Daerah dengan Implementasi Industri Hijau Terbaik

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini di beberapa wilayah seperti Jakarta, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Papua.

Pemerintah pun menyiapkan langkah antisipasi melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna mengurangi risiko banjir dan dampak terhadap aktivitas masyarakat.

0 Komentar