238 Hektare Sawah Mulai Musim Panen

238 Hektare Sawah Mulai Musim Panen
PANEN:Kepala UPTD Pertanian Surni SP beserta POPT saat menimbang hasil panen di Desa Cigugur. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Areal pertanian di Kecamatan Pusakajaya mulai memasuki musim panen. Total sudah ada 4 Desa yang melakukan panen di Bulan November ini, yakni Desa Bojongtengah, Bojongjaya, Rangdu serta Cigugur.

Kepala UPTD Pertanian Pusakajaya, Surni Sp mengatakan saat ini total area persawahan yang sudah panen mencapai 238 hektare dari keempat desa tersebut. Namun dari data musim tanam gadu kemarin, hanya 51% lahan pertanian di Kec. Pusakajaya yang bisa tanam atau sekitar 1992 hektare dari total keseluruhan 3907 hektare. “Alhamdulillah kita sudah mulai panen dan hasilnya juga cukup bagus, untuk varietas Ciherang harganya mencapai Rp 5300 per kilogram,” kata Surni.

Mengenai sisanya, saat ini area persawahan masih terus berkembang dengan rata-rata umur tanam dari 0-90 hari. Untuk menjaga produktivitas tanaman padi yang masih tumbuh, pencegahan hama masih terus dilakukan. “untuk geropyokan juga masih kita terus lakukan, untuk menjaga jelang panen,” ucapnya.

Baca Juga:Kapolsek Imbau Masyarakat Tak Sungkan SilaturahmiPenjagaan Mapolres Diperketat, Layanan Transportasi Online hanya Sampai Pintu Masuk

Ia menambahkan, untuk musim tanam yang sudah masuki musum tanam rending, pihaknya saat ini belum bisa memastikanya. Sebab hingga saat ini, kondisi air masih belum memungkinkan serta belum turunnya hujan. “Untuk tanam rendeng itu kita masih menunggu cuaca, dan kondisi air. Karena di Jatiluhur juga sulit, disini hujan belum turun,” ucapnya.
Sementara itu, Supervisor SSI Pusakanagara Oca mengatakan, kondisi di Bendungan Jatiluhur sendiri saat ini kondisinya kritis dalam arti debit air yang menipis.

Ia menyebut, di Jatiluhur debit air saat ini mencapai 87 mdpl.“Di Jatiluhur itu tidak biasanya sekarang dalam kondisi diangka 87, biasanya paling rendah itu di angka 89. Dengan kondisi seperti ini untuk pertanian sulit, kalau di paksakan bisa berakibat pada padamnya listrik,” kata Oca.

Saat ini, air yang mengalir dari Bangunan Bugis yang mengarah ke area persawahan di Pusakanagara debit airnya mencapai 3 m3/detik. “Kemampuanya saat ini seperti itu, kita berharap segera turun hujan atau curah hujan diatas itu tinggi karena bisa berdampak ada aliran yang cukup besar kesini untuk persawahan,” bebernya.

Oca menambahkan, pihaknya tidak akan melarang atau juga menyarankan para petani dengan kondisi air seperti ini. Namun, jika menilik prioritas, alangkah lebih baik, air yang ada diperuntukan bagi penyelamatan tanaman yang tanam dari musim gadu. “Kami tidak akan melarang juga menyarankan, itu dikembalikan pada petani. Tapi semoga segera turun hujan, karena akan sangat berdampak. Lalu juga soal penyelamatan itu akan diperhatikan juga,” pungkasnya.(ygi/sep)

0 Komentar