Ali Tazkiapreneur

Ali Tazkiapreneur
0 Komentar

Pertanyaan kedua adalah kualitas kamar dan tempat tidurnya. Di mana kamar mandinya. Seperti apa kebersihannya.

Saya melihat kamar tidur di Tazkia. Satu kamar berisi empat tempat tidur bertingkat. Tapi kamarnya luas sekali. Seandainya boleh pingpong di kamar itu, jarak antar tempat tidur itu bisa untuk dua meja pingpong. Kamar mandinya pun di dalam kamar itu.

Anak yang sekolah di situ sudah tidak bisa lagi seperti saya dulu: kamarnya sempit, tidurnya di lantai plester tanpa tikar, kamar mandinya di luar ramai-ramai dan harus masak sendiri.

Baca Juga:Proyek Lingkar Jalancagak Masuki Tahap DelineasiApdesi Laporkan Media Online, Dugaan Pencemaran Nama Baik

Sekolah ini punya dapur khusus. Dengan peralatan modern. Seperti di restoran besar. Letak dapurnya pun di depan: dengan kaca lebar –agar terlihat dari luar tingkat kebersihannya.

Plaza makan siswa sama baiknya dengan fasilitas sekolah bermutu di negara maju.

Tidak ada ruang kelas dalam pengertian kelas model sekolah lama. Model kelasnya sama dengan di negara maju.

Yang tidak mungkin kalah dari sekolah lain adalah: alam pegunungan Batu-nya.

Dan fasilitas olahraganya: sangat luas. Termasuk untuk olahraga berkuda. Saat saya ke Tazkia Minggu kemarin lagi ada dua murid yang berlatih olahraga berkuda.

“Kami punya enam kuda,” ujar Ali Wahyudi.

Berarti guru di sekolah ini banyak sekali. “Guru kami lebih dari 300 orang,” ujar Ali Wahyudi.

Untuk itu Tazkia bekerja sama dengan real estate terdekat. Guru diminta membeli rumah di situ. Dengan keringanan dari Takzia.

Baca Juga:Ahli Waris Korban Tenggelam dapat Santunan Rp 50 JutaTrend Food Truck Makin Menggeliat, Diminati Oleh Pengusaha Milenial

“Gaji baik saja tidak cukup untuk mengikat guru yang baik,” ujar Ali Wahyudi. “Tapi kalau rumahnya sudah di sini mereka tidak pindah-pindah lagi,” tambahnya.

Saat saya berdialog dengan seluruh siswa di ruang besarnya, empat orang anak berani bicara dalam bahasa Inggris dengan sangat baiknya.

Yang satu lagi dengan bahasa Arab –masih malu-malu.

Saat meninjau hasil prakarya para siswa penunggu stand itu semua memberi penjelasan dalam bahasa Inggris yang sangat lancar.

Kini kian banyak sekolah Islam seperti Tazkia. Kian banyak juga yang tidak mengikatkan diri pada NU atau Muhammadiyah. Atau aliran yang lain.

0 Komentar