Amdal Peternakan Sapi Dipertanyakan, DLH Didesak Usut Kasus Limbah Kotoran Hewan

Desa Kayuambon Kecamatan Lembang
EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES BERSIHKAN KOHE: Petugas KPSBU Lembang nampak membersihkan limbah kotoran hewan yang terbawa banjir di Kampung Sukahaji Desa Kayuambon Lembang.
0 Komentar

LEMBANG-Puluhan rumah di Kampung Sukahaji RT 01 RW 01, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terdampak banjir kotoran hewan (Kohe) sapi yang terjadi pada Minggu (29/8) siang.

Banjir kotoran sapi yang menerjang halaman rumah warga di kampung tersebut terjadi saat hujan deras mengguyur Lembang dan sekitarnya. Tak berselang lama kotoran sapi meluber dari selokan di tepi jalan hingga meluber pemukiman.

Kotoran sapi berwarna hijau pekat juga menimbulkan menyengat. Permukiman warga yang posisinya lebih rendah dari permukaan jalan pasrah menerima kejadian tersebut.

Baca Juga:Pemkab Subang Belum Punya Rencana Soal Eks TPA Panembong, Rona: Apapun Tergantung Pemda Aja NantiEmpat Atlet Balap Motor Asal Subang Siap Berlaga di PON XX Papua

Ketika hujan mulai reda, warga bergegas membersihkan halaman dan jalan di depan rumah mereka masing-masing. Ada warga yang menyerok kotoran sapi yang mengendap untuk dibuang. Sebagian lagi menyirami sisa kotoran sapi agar masuk ke selokan permukiman tersebut.

Thio Setiowekti Ketua Forum Penyelamat Lingkungan Hidup mendesak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) KBB bersama aparat yang berwenang harus mengusut tuntas kasus peternakan yang limbahnya berdampak pada warga. “kalau tidak ada amdalnya atau ketentuan Amdalnya bisa dikatakan termasuk melanggar UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,” katanya, Senin (30/8).

Sebelumnya, salah seorang warga yang menjadi korban, Diki menerangkan peristiwa ini merupakan yang ketiga kalinya menyerang pemukiman, namun baru kali yang terparah. “Mungkin ada sekitar 40 rumah yang terdampak, kalau bersih-bersih mulai jam 1 siang tadi (Kemarin). Kejadian ini imbas dari peternakan di Desa Pagerwangi, masuk ke pemukiman penduduk di Sukahaji Desa Kayuambon,” ujar Diki.

Dia mengatakan, saluran drainase yang tersumbat sampah memperparah kejadian ini. Tidak hanya itu, kotoran sapi bahkan meluber hingga ke jalan penghubung antar desa sehingga kendaraan bermotor mesti melambatkan kecepatannya.

Diki berharap, instansi atau pihak terkait segera menyelesaikan masalah ini, jangan sampai terus berulang setiap kali turun hujan.” KPSBU diminta membina peternakan agar membuang limbah kotoran sapi secara benar dan tidak berdampak ke warga lainnya. Apalagi sekarang kan lagi digemborkan program Citarum Harum,” jelasnya.

0 Komentar