Asuransi Meningkatkan Produktivitas Padi

Asuransi Meningkatkan Produktivitas Padi
0 Komentar

oleh
1.Ninuk Dyah Ekowati, M.Pd. ( Guru di SMAK St. Hendrikus Surabaya )
2.Drs.Priyono,MSi ( Dosen pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta )

Indonesia secara astronomis mempunyai iklim tropis dengan ciri suhu dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Kondisi tersebut dibutuhkan dalam mendukung pertanian di Indonesia. Indonesia secara geografis mempunyai iklim musim, sehingga mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Kedua musim tersebut berpotensi untuk melakukan pertanian dengan varietas yang berbeda yaitu jenis padi yang tahan terhadap musim penghujan dan musim kemarau. Indonesia secara geologis dilalui jalur pegunungan aktif yang mendukung kesuburan tanah. Kondisi tersebut merupakan kondisi daya dukung pertanian di Indonesia. Jadi sangat wajar, jika Indonesia menyandang gelar sebagai negara agraris.

Luas wilayah Indonesia 1.905 juta km2. Sementara itu, Luas lahan baku sawah (LBS) Indonesia sebesar 7.463.948 hektare atau sebesar 74639,48 km2. Hal ini berarti wilayah yang digunakan untuk pertanian hanya sebessar 0.0039%. Data ekspor padi menurut BPS 317.81 ton atau nilai uang seharga $8.943.262,41 dan impor sebanyak 407.741,4 ton atau nilai uang seharga $17.837.236,00. Hal ini berarti Indonesia mengalami selisih ekspor dan impor yang berarti minus sebesar $8,893,973.59. Menurut data BPS, Indonesia mengimpor beras dari Vietnam, Thailand, China, India, Pakistan, Amerika Serikat, Taiwan, Myanmar, hingga Singapura. Sementara itu menurut Antara, Indonesia melakukan ekspor beras ke tiga negara, yakni China, Brunei Darussalam, dan Arab Saudi. Melihat dari kondisi ini maka posisi Indonesia sebagai negara agraris perlu dipertanyakan.

Baca Juga:Resmi Dilantik oleh Bupati Anne, Norman Nugraha Jabat Sekda Kabupaten PurwakartaPencapaian Positif, PT South Pacific Viscose Raih 1 Juta Jam Kerja Tanpa Kecelakaan

Kondisi ini diperparah dengan harga beras yang melonjak akhir-akhir ini di pasaran bersamaan dengan kenaikan BBM di Indonesia. Alasan kenaikan harga disebabkan kegagalan panen. Kegagalan panen kali ini disebabkan serangan hama wereng. Kegagalan panen sering dialami oleh para petani. Kegagalan tersebut disebabkan juga karena iklim yang mengglobal. Kondisi iklim tidak dapat lagi diprediksi sehingga menyebabkan kegagalan panen yang disebabkan oleh perubahan suhu dan curah hujan yang berubah tidak menentu.

Di sisi lain, penanaman padi membutuhkan banyak biaya untuk masa sekarang ini. Tidak saja membutuhkan biaya bibit, pupuk, pestisida, namun juga membutuhkan biaya tenaga kerja. Pada masa sekarang tenaga kerja di bidang pertanian semakin langka. Semakin banyaknya kaum muda yang tidak bersedia bekerja langsung di bidang pertanian. Oleh karena itu, biaya produkssi dan beban petani semakin besar dalam pemeliharaan tanaman padi. Jika hal ini dibiarkan maka kondisi petani semakin miskin. Semakin miskin lagi karena kegagalan dalam berpanen, memaksa petani untuk menjual lahan demi biaya hidup di hari-hari berikutnya dan konversi lahan pertanian ke nonpertanian semakin agresif, menambah beban petani semakin berat dan prospek negara agraris akan mengkhawatirkan.

0 Komentar