Auto Bingung Pedagang Pasar : Antara Keselamatan dan Stabilitas Ekonomi

pandemi
0 Komentar

Oleh : Rina Tresna Sari, S.Pd.I
Praktisi Pendidikan Dan Member AMK

Bagai buah simalakama, serba salah pastinya yang dirasakan para pedagang pasar disaat gelombang pandemi menyerang dan belum jua usai. Bagi mereka memutuskan untuk berhenti berjualan demi menjaga agar tidak terpapar virus sebuah keputusan yang sulit karena disisi lain mereka juga membutuhkan penghasilan untuk sekedar membuat urusan dapur tetap ngebul.

Walau penuh resiko karena aktivitas dipasar tentu saja berjumpa banyak orang, banyak transaksi yang dilakukan. Karena pasar merupakan peneyedia kebutuhan sehari-hari masyarakat. Dengan begitu tidak heran jika banyak pedagang pasar yang positif Covid-19.

Baca Juga:Dinas Kesehatan Karawang Gelar Swab Tes Massal di Tiga KecamatanRealisasi PAD Turun Akibat Pandemi Covid-19

“Kami DPP IKAPPI mencatat data kasus Covid-19 di pasar seluruh Indonesia adalah 529 ditambah laporan terbaru yang kami terima dari Sumatera Selatan ada 19 temuan baru kasus Covid di Pasar Kebun Semai Sekip Palembang.

Jadi total kami mencatat perhari ini positif Covid-19 di pasar sebanyak 529 orang dan yang meninggal sebanyak 29 orang,” ujar Dimas dalam keterangannya, Sabtu (12/6/2020). (Sumber : Okezone, 13/6)

Begitupun dilema yang dirasakan para pedagang dipasar baru majalaya Kabupaten Bandung, sebagaimana dilansir Detiknews.com,08/06/2020- Bupati Bandung Dadang M. Naser tidak akan menutup Pasar Majalaya meski dua pedagang berstatus reaktif. Kedua pedagang tersebut diketahui reaktif ketika mengikuti tes rapid.

Setelah kedua pedagang tersebut menunjukkan hasil reaktif, mereka langsung melakukan tes swab di hari yang sama. Sembari menunggu hasilnya, mereka telah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Dadang mengatakan, dirinya tidak akan menutup Pasar Baru Majalaya meskipun hasil tes swabnya menunjukkan positif. Ia beralasan keputusan diambil agar perekonomian tetap berjalan.

“Enggak akan, meskipun ada yang positif di Pasar Majalaya, tidak akan saya tutup. Jalan terus. Obati yang bersangkutan bukan pasarnya yang ditutup, yang bersangkutan harus diisolasi,” kata Dadang.

Meningkatnya angka positif Covid di pasar tentu seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah agar pasar kemudian tidak menjadi cluster baru penularan virus Covid-19 ini.

Baca Juga:Angin Puting Beliung, Ratusan Rumah di Kampung Gunung Bentang RusakDi Tengah Pandemi, Kualitas Air Sungai Citarum Meningkat

Berjualan ataupun beraktivitas di luar di kala pandemi ini, tentulah sangat membahayakan bagi nyawa setiap orang.

0 Komentar