Bos Yakuza Jepang Dituduh Menyeludupkan Material Nuklir Setingkat Senjata

Bos Yakuza Jepang Dituduh Menyeludupkan Material Nuklir Setingkat Senjata (Image From: iStock)
Bos Yakuza Jepang Dituduh Menyeludupkan Material Nuklir Setingkat Senjata (Image From: iStock)
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Bos Yakuza Jepang dituduh menyeludupkan material nuklir. Jaksa Amerika Serikat pada hari Rabu (21/2) mengajukan tuduhan terhadap seorang pemimpin sindikat kejahatan yang berbasis di Jepang.

Bos Yakuza Jepang Dituduh Menyeludupkan Material Nuklir

Menurut tuduhan tersebut, pemimpin sindikat diduga terlibat dalam perdagangan ilegal uranium dan plutonium yang berasal dari Myanmar.

Tujuan dari perdagangan ini diduga adalah untuk memfasilitasi upaya Iran dalam mengembangkan senjata nuklir.

Baca Juga:5 Dampak Krisis Iklim ini Perlu Diperhatikan karena Dunia Rusak, Kamu juga Rugi4 Negara dengan Program Makan Siang Gratis, Indonesia Siap Direalisasikan?

Bos Yakuza Jepang, Takeshi Ebisawa, 60 tahun, dan rekannya yang bekerja untuknya, memperlihatkan contoh-contoh bahan nuklir yang diangkut dari Myanmar ke Thailand kepada seorang agen yang menyamar sebagai penyelundup narkotika dan senjata.

Agen tersebut merupakan anggota dari Badan Pengawas Narkoba AS (DEA) yang memiliki akses ke seorang jenderal Iran.

Pejabat-pejabat federal mengungkapkan bahwa material nuklir tersebut kemudian disita, dan setelah dilakukan analisis, ditemukan bahwa sampel-sampel tersebut mengandung uranium dan plutonium dengan tingkat senjata.

“Seperti yang dituduhkan, para terdakwa kasus ini menyelundupkan narkoba, senjata, dan bahan nuklir – bahkan menawarkan uranium dan plutonium tingkat senjata dengan harapan penuh bahwa Iran akan menggunakannya untuk senjata nuklir,” kata kepala DEA Anne Milgram, dikutip VOA Indonesia, Jumat (23/2/2024).

“Ini adalah contoh luar biasa dari kebejatan pengedar narkoba yang beroperasi dengan mengabaikan nyawa manusia,” tambahnya.

Menurut jaksa, bahan nuklir itu berasal dari seorang pemimpin “kelompok pemberontak etnis” yang identitasnya tidak diketahui di Myanmar.

Pemimpin itu diduga telah melakukan penambangan uranium di negara tersebut.

Dokumen pengadilan mengungkapkan bahwa Ebisawa mengusulkan agar pemimpin tersebut menjual uranium melalui dirinya sendiri untuk mendanai pembelian senjata dari sang jenderal.

Baca Juga:Definisi Krisis Iklim yang Tengah Melanda, Kerusakan Bumi Semakin Menjadi-jadi5 Keutamaan Malam Nifsu Syaban yang Wajib Diketahui, Malam Suci Penghapus Dosa

Menurut jaksa, pemimpin pemberontak telah memberikan sampel yang kemudian dianalisis oleh laboratorium federal Amerika Serikat.

Hasil analisis menunjukkan bahwa sampel tersebut mengandung uranium, thorium, dan plutonium. Lebih lanjut, “komposisi isotop plutonium” dalam sampel tersebut dikonfirmasi berada pada tingkat senjata.

Ini berarti bahwa bahan tersebut memiliki sifat yang cocok untuk digunakan dalam pembuatan senjata nuklir.

Informasi mengenai Ebisawa cukup terbatas, tetapi jaksa penuntut menggambarkannya dalam dokumen pengadilan sebagai “pemimpin sindikat kejahatan terorganisir Yakuza”.

0 Komentar