BUDAYA SOCIAL CLIMBER DI KALANGAN MAHASISWA

BUDAYA SOCIAL CLIMBER DI KALANGAN MAHASISWA
0 Komentar

 Mengapa seseorang melakukan social climber?

Leon Festinger (1954) mengatakan adanya teori perbandingan sosial. Teori tersebut mengatakan bahwa kita sering membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain yang lebih baik dari kita. Mungkin memang hal tersebut perlu karena dapat dijadikan sebagai tolak ukur diri kita agar lebih baik lagi. Namun, apabila hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan akan mendorong timbulnya perasaan tidak puas atau negatif dalam benak seseorang.

Oleh karena itu banyak yang mengambil langkah alternatif melalui aksi “social climber” atau yang lebih sering kita kenal dengan sebutan panjat sosial. Beberapa diantaranya tidak menyadari bahwa  mereka termasuk dalam golongan tersebut. Bagi kaum panjat sosial status sosial merupakan hal yang penting dan sangat diperhitungkan.

Salahkah menjadi seorang social climber?

Pada dasarnya, sah saja sesekali menjadi social climber. Namun, ketika sudah dipaksakan dan menjadi gaya hidup, inilah yang menjadi tak baik baik dari sisi medis maupun non medis. Jika dilihat dari kacamata medis seorang social climber akan mengalami perubahan cara bekerja otak. Selain itu menjadi social climber bisa berdampak pada berbagai aspek hidup pelakunya. Misalnya saja keinginan untuk terus tampil,  padahal kondisi ekonomi tercekik, hal tersebut bisa memengaruhi kehidupan finansialnya dan pada akhirnya bisa membuatnya mengalami gangguan kejiwaan.

Baca Juga:Breaking News! 122 Gerbong Kereta Api Stasiun Cikaum TerbakarJokowi Benarkan Ahok Bakal jadi Bos BUMN

Biasanya kaum social climber didominasi oleh wanita yang  memiliki gaya hidup hedonis. Bukan lain dan tidak bukan karena wanita sangat menggilai barang-barang brandit yang bernilai fantastis. Akan tetapi bukan berati kaum laki-laki tidak ada yang melakukan perilaku tersebut. Mereka acap kali pamer melalui media sosial, dengan ini orang akan dengan lebih mengenal mereka dan segala benda yang merek miliki.

Apa dampak dari perilaku social climber?

Dampak lain yang ditimbulkan yaitu mendorong seseorang untuk memiliki kebiasaan berbohong. Misalya saja seorang anak yang menipu orang tua dengan meminta sejumlah uang untuk biaya sekolah padahal uang tersebut hanya digunakan untuk kesenangan duniawi (berfoya-foya). Tindakan tersebut sangat tidak dibenarkan meskipun ia berasal dari keluarga yang berkecukupan sekalipun. Jika dibiarkan terus menerus tidak menutup kemingkinan ia akan terjangkit penyakit hati.

0 Komentar