Deteksi Senyawa Anti COVID-19 Via Bioinformatika

Deteksi Senyawa Anti COVID-19 Via Bioinformatika
0 Komentar

Berdasarkan penelitian dengan menganalisis data tersebut, didapatkan hasil bahwa 30 senyawa Xuebijing terbukti berpotensi sebagai anti inflamasi berupa efek terapi pada peradangan yang disebabkan COVID-19. Teknologi ini sudah banyak digunakan dan dikembangkan di Cina. Pada dasarnya pengujian senyawa pada bahan yang akan dijadikan obat atau vaksin memang penting dilakukan sebelum diedarkan secara luas. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir adanya efek samping yang mungkin terjadi, dan mengefektifkan kegunaan dari obat tersebut.

Jika diterapkan di Indonesia, penggunaan aplikasi bioinformatika ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada senyawa anti COVID-19 pada obat herbal tradisional. Namun untuk melakukan hal tersebut diperlukan pemahaman mengenai bioinformatika dan biologi molekuler yang mendalam. Dengan adanya beberapa penelitian yang sudah dilakukan di Indonesia, membuktikan bahwa ilmuwan di bidang ini sudah cukup banyak di Indonesia. Namun kegiatan penelitian semacam ini membutuhkan biaya yang cukup besar dan melibatkan banyak pihak.

Apabila dihubungkan dengan kekayaan hayati yang dimiliki oleh Indonesia, negara Indonesia tak kalah kayanya daripada Cina. Banyak sekali tanaman tradisional yang ada di Indonesia dan berpotensi untuk dijadikan sebagai obat tradisional, namun perkembangan obat tradisional Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Cina. Cina mampu memodifikasi obat tradisional bukan dalam bentuk pil lagi, namun dalam bentuk injeksi berdasarkan farmakologi jaringan. Cina memang memiliki aneka tanaman yang tidak Indonesia miliki, namun Indonesia juga memiliki aneka tanaman yang tidak Cina miliki. (*)

Laman:

1 2
0 Komentar