PASUNDAN EKSPRES – Tidak bisa dipungkiri, saat ini trend pemakai busana muslim makin meningkat. Banyak merek fashion lokal dan internasional mulai memasukkan gaya busana muslimah sebagai salah satu produk andalan.
Sebagai produsen kebaya bordir lokal, brand Didi Tukang Kebaya juga membuat desain kebaya berukuran panjang selutut melebar A line dan tidak membentuk badan. Respon konsumen pada produk kebaya panjang hingga saat ini sangat bagus. Permintaan pemesanan terus meningkat. Baik dari pribadi maupun instansi pemerintahan. Mengandalkan kebaya bordir manual buatan perajin dari Tasikmalaya, Didi Tukang Kebaya ingin produknya bisa diterima semua kalangan. Apalagi bahan yang digunakan juga 100 persen katun sehingga nyaman dikenakan.
Lebih jauh Anita Rachmad, pengelola sekaligus admin akun instagram Didi Tukang Kebaya menjelaskan, di Indonesia begitu banyak sentra kerajinan bordir, salah satu yang terbaik adalah Tasikmalaya. Pekerjanya rata-rata ibu rumah tangga yang sehari hari bekerja sebagi tukang bordir.
“Jadi ibu-ibu pembordir ini mengerjakan bordirannya di rumah masing masing-masing, karena mereka punya mesin bordir manual sendiri di rumah” ucap Anita.
Selain menjual kebaya jenis bordir manual, pihaknya juga menerima pesanan kebaya jenis bordir komputer yang selesainya dalam kurun waktu sekitar dua minggu, sedangkan bordir manual bisa mencapai empat mingguan. “Karena dengan bordir komputer, sekali bikin bisa mengerjakan lusinan kebaya” imbuhnya.
Disinggung apakah akan ada rencana penjualan secara offline atau mendirikan toko/butik, ia mengatakan belum ada. Pihaknya saat ini masih fokus pada penjualan secara online yang bisa menjangkau pasar lebih luas hingga mancanegara.
Sekitar 12 tahun menjalankan usaha kebaya bordir, Didi Tukang Kebaya masih bertahan dengan cara penjualan online di instagram, facebook dan WA dengan nama akun yang sama, Didi Tukang Kebaya.
“Dulu kami mengawali jualan kebaya ini di facebook pribadi sekitar tahun 2010. Saat itu masih sangat sedikit orang berjualan dengan sistem online apalagi di fb” jelasnya lagi.
Saat itu, pihaknya hanya memposting satu foto kebaya. Tanggapan masih sepi, dengan indikatir jumlah like dan komen. Tapi lama kelamaan makin ada peminatnya dan banyak pesanan. Lalu seiring berjalannya waktu, teknologi digital marketing makin canggih dan mulai muncul platform fanpage di Facebook instagram.
“Lalu kami pun ber ekspansi ke sana. Membuat akun baru yang sebelumnya Kebaya Encim, menjadi Didi Tukang Kebaya hingga saat ini” jelasnya lagi.
Customer Didi Tukang Kebaya saat ini tidak hanya berasal dari Indonesia saja. Tapi sudah menjangkau ke luar negeri. Biasanya yang membeli warna negara Indonesia yang saat ini bermukim atau bekerja di sana. Seperti di Amerika, Paris, Belgia, Hongkong, Singapore, Brunai dll.
“Salah satu produk kami yang hingga saat ini menjadi favorit adalah kebaya yang kami beri nama antul. Modelnya juga longgar berbentuk A line. Ini sangat nyaman dan cocok dikenakan di segala acara, suasana dan apapun ukuran badan customer” katanya. Sedangkan segmen pasar kebaya lebih banyak menyasar konsumen perempuan berusia 25 tahun ke atas. (*)